TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad menilai, politikus Partai Golkar Nusron Wahid keliru lantaran membandingkan keturunan Presiden Soekarno, Presiden Soeharto dengan Gibran Rakabuming.
“Menurut saya, itu perbandingan yang keliru. Soeharto dan Soekarno berkuasa di sistem non-demokratis. Soekarno mungkin lebih baik dibanding Soeharto," kata Saidiman dalam keterangannya, Jumat (3/11/2023).
Saidiman menilai gerakan reformasi menjadi media pembendung aksi nepotisme yang menguat di era rezim Orde Baru di bawah Soeharto.
“Kalau tidak ada gerakan reformasi, keluarga Soeharto tak terbendung. Dan itu bisa kembali terjadi sekarang jika tak ada komitmen moral dari Jokowi," ucapnya.
Terkait penyataan dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebutkan seorang pemimpin harus melalui proses panjang dan sulit, Saidiman berpendapat definisi berproses itu tidak bermakna tunggal.
“Apa yang disebut berproses itu tentu definisinya tidak tunggal. Pengkaderan di politik tidak harus melulu dalam bentuk anggota partai. Aktif dalam urusan kemasyarakatan, bisnis, pendidikan, akademik, advokasi sosial dan lain-lain juga bagian dari proses politik secara lebih luas," ujarnya.
Saidiman menekankan bahwa masalah akan muncul jika kemudian ada cara-cara yang tidak benar dalam proses berkontestasi dalam politik.
“Namun yang bermasalah adalah jika proses masuk kontestasi dilakukan secara tidak benar, misalnya menabrak hukum atau hukum dimanipulasi agar bisa lolos atau mengandalkan pengaruh presiden agar aturan umur diubah di tengah jalan agar lolos jadi calon wakil presiden. Proses itu yang menjadi masalah," tandasnya.
Sebelumnya, Politisi Partai Golkar sekaligus anggota tim pemenangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid membahas soal anak-anak Presiden pertama Indonesia Soekarno yang dinilainya tidak punya prestasi, sehingga tidak bisa menjadikan mereka sebagai calon wakil presiden (cawapres).
Pernyataan Nusron dilontarkan terkait polemik majunya anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres mendampingi capres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
"Soekarno pun presiden, enggak bisa menjadikan Bu Megawati jadi calon wakil presiden, Pak Harto pun enggak bisa. Kenapa? Karena enggak punya prestasi waktu muda itu," kata Nusron dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (1/11/2023).
Nusron pun juga menyebut soal anak Presiden RI-2 Soeharto yang tidak berkesempatan menjadi cawapres.
Nusron menyebut nama Tutut dan Titiek Soeharto sebagai putri-putri Soeharto yang juga tak pernah berpeluang jadi cawapres.
Baca juga: Sekjen Gerindra Ahmad Muzani Bareng Gibran Silaturahmi dengan Habib Jindan dan Habib Ali Kwitang
Dalam kesempatan yang sama, Nusron memuji Gibran yang dianggap mampu maju menjadi cawapres karena berani dan punya prestasi.
Dia menyebut bahwa majunya Gibran demi menjawab keinginan publik luas yang menginginkan generasi muda untuk menjadi pemimpin-pemimpin nasional.