TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nama ini mungkin agak asing di pentas perpolitikan nasional atau bahkan dunia bisnis.
Ia memang pengusaha pemula yang mengawali karirnya sebagai profesional selama 13 tahun, dan baru 2016 ia menjadi pengusaha dan mendaftarkan dirinya menjadi anggota HIPMI JAYA di era kepemimpinan Bahlil Lahadalia.
Muhammad Sirod menekuni profesinya sebagai pengusaha water treatment sehingga memiliki dua bisnis di bidang tersebut dan mendirikan asosiasi air bersama rekan-rekan di industri serupa.
Ia dipercaya oleh penanam modal sehingga memiliki kantor yang cukup strategis di bilangan Jakarta Selatan.
Walau ia baru memulai bisnisnya secara legal formal selama 7 tahun tetapi ia sudah hobby berjualan sejak duduk di bangku SMP.
Waktu itu ayahnya sakit keras musti dicuci darah, sebagai pensiunan karyawan BUMN Perkebunan tak seberapa.
Ia membantu ibunya jualan es mambo ke warung-warung. Berangkat ia taruh, pulangnya ia ambil sekaligus kolektor uang hasil penjualan.
Kini ia adalah salah satu Wakil Ketua Kadin Jakarta dan sering diminta opininya terkait kebijakan ekonomi nasional oleh beberapa media terutama radio.
Sebelumnya ia aktif di BPP HIPMI diberi amanah menjadi Ketua Kompartemen Desa Digital. Bersama TELKOM ia giat ikut membangun ekosistem kewirausahaan dalam nasional menjadi pembicara dan pengisi konten Smart Village Nusantara Telkom.
Dalam rapat Dewan Pakar yang dipimpin oleh Burhanuddin Abdullah (Mantan Gubernur BI) ia sesekali memberikan insight dari tata bahasa dan pemahaman ekosistem bisnis yang ia pahami terutama dalam beberapa poin yang menjadi sasaran Visi Misi Prabowo Gibran.
Pikiran-pikirannya ikut mewarnai persoalan kewirausahaan, ekonomi digital, swasembada air, Sains & Teknologi, dan Pembangunan Desa.
Peserta kursus Lemhannas Pemantapan Nilai-nilai Kebangsaan yang digagas oleh ABUJAPI (Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia) pada Januari 2020 ini menulis Essay: “Aksi Massa 212 Sebagai Pendidikan Keragaman dan Kebangsaan”.
Baca juga: Sejumlah Tokoh Besar NU Masuk Jajaran Struktur TKN Prabowo-Gibran
Pengusaha yang hobby menulis artikel-artikel pendek ini telah menerbitkan sebuah buku berjudul “Menolak Lemah” yang banyak di-endorse/komentari oleh para pesohor intelektual negeri ini: Helmy Yahya, Prof. Arif Satria (Rektor IPB), Prof. Didin S. Damanhuri, Prof. Asep Saefudin, Erik Hidayat (Sekjen HIPPI, Ketua Bapepan Kadin), Hj. Diana Dewi (Ketua Kadin DKI), Anta Ginting (Ketua Kadin Jaktim) dan Alex Denny (ex direktur bbrp BUMN).