Pembangunan infrastruktur yang besar-besaran telah mengorbankan sejumlah BUMN. Menurut Ganjar, ini dikarenakan kesiapan yang dipaksakan oleh para perusahaan ‘pelat merah’ dalam mengemban tugas pembangunan proyek.
Dan dari situ, maka timbulah dugaan kuat adanya oknum yang ‘bermain’, sehingga berdampak buruk pada perusahaan-perusahaan BUMN terkait.
"Ini yang saya maksud sebagai sesuatu yang prudent. Kita gak boleh ugal-ugalan," tutur Ganjar.
Sebagaimana diketahui, dalam setahun terakhir terungkap masalah pada sejumlah BUMN Karya. Hal ini berujung hingga utang vendor yang menumpuk dan gagal bayar surat utang.
Oleh karenanya, Ganjar telah menyiapkan kajian perusahaan-perusahaan BUMN Karya, bersama Mahfud MD. Sementara itu, pemerintah telah mengalokasikan anggaran khusus untuk menyelamatkan BUMN karya yang kini hampir karam ditelan utang.
6. Kembalikan Bulog Seperti Semula
Ganjar menganggap bahwa Perum Bulog perlu dikembalikan pada fungsinya. Dengan begitu, praktik oligopoli pangan dalam negeri dapat dicegah.
Sebab hal ini melirik pada produksi bawang putih dalam negeri yang terus menyusut. Padahal, menurut Ganjar, mahasiswa dari perguruan tinggi dan para peneliti dapat membantu pengembangan varian bawang putih yang paling cocok di Tanah Air.
“Ayo siapa yang bermain? Makelar. Maka petani diminta menanam itu nggak mau. Apa komentarnya? Karena bukan tanaman kita, sulit, ini tanaman subtropis. Ada perguruan tinggi, kasih penugasan," kata Ganjar.
“Kembalikan Bulog ke fungsi awal. Pangan jangan dilempar ke pasar. Pangan harus dikuasai negara, karena ini hidup mati bangsa," tambahnya.
Dan perbaikan yang ditawarkan Ganjar ialah pertimbangan untuk menggaet Brunei Darussalam hingga Malaysia dalam membangun industri pupuk di kalimantan.
"Bicara pertanian yang saat ini pupuknya sampai saat ini masih jadi masalah berat, kenapa nggak bangun industri pupuk di Kalimantan, dengan Malaysia dan Brunei Darussalam? Supaya suplainya dekat, supaya nggak oligopoli," pungkas Ganjar.