Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi muda Tsamara Amany berharap para kandidat calon presiden dan wakil presiden di Pilpres 2024 punya kemampuan untuk menangkap isu-isu anak muda.
Mengingat Indonesia akan menatap bonus demografi pada tahun 2030, dimana masyarakat dengan usia muda dan produktif akan mendominasi.
"Menurut aku paling penting yang aku berharap ada dalam pemilu ini adalah kemampuan para kandidat untuk memastikan isu-isu anak muda itu terakomodir dengan baik. Itu paling penting. Kenapa? Karena kita tahu kita mengalami bonus demografi," kata Tsamara saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Mantan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menyebut setidaknya ada empat isu utama yang menjadi perhatian para anak muda Indonesia saat ini.
Baca juga: Sikap Tsamara Amany di Pemilu 2024, Tegas Tak Dukung Partai Politik Manapun
Isu pertama yakni masalah ekonomi hijau, mencakup transisi energi, polusi udara yang kaitannya dengan masa depan bumi, dimana anak muda merupakan generasi penerus yang akan merasakan apa yang dilakukan hari ini.
Kedua, yakni isu perumahan.
Tsamara mengatakan 81 juta anak muda tak bisa mendapatkan rumah.
Sehingga sudah seharusnya akses terhadap perumahan bagi anak muda jadi isu yang dibicarakan oleh para kandidat Pilpres.
Selanjutnya, isu perempuan.
Isu tersebut seringkali dilupakan oleh kandidat yang berkontestasi di Pilpres.
Padahal menurutnya isu perempuan jadi hal penting seperti kekerasan seksual, KDRT, pelibatan dan keterwakilan perempuan, maupun peningkatan kemampuan finansial.
Sedangkan isu utama keempat yakni masalah stabilitas pekerjaan dan lapangan kerja.
Sebab lanjut Tsamara, mau tidak mau harus diakui dengan kemajuan teknologi informasi dan dunia digital, membuat banyak pekerjaan yang tergerus.
"Dan yang paling penting adalah masalah stabilitas pekerjaan, lapangan pekerjaan. Karena mau tidak mau harus diakui dengan perkembangan dunia digital makin banyak lapangan pekerjaan yang akan hilang. Ini persoalan kompleks yang harus jadi fokus para kandidat kita," pungkasnya.