Terkait kepemimpinan perempuan 30 persen di semua level ia mengatakan hal tersebut harus dilakukan melalui afirmasi.
Tanpa afirmasi, kata Ganjar, hal tersebut tidak dapat dilaksanakan.
"Di kabinet tentu Bu kita pertimbangkan, tapi yang paling dasar adalah Zaken Kabinet. Apakah dia cukup ahli yang ada di situ. Maka kami senang melihat beberapa menteri-menteri perempuan hari ini yang memang dia betul-betul seorang expert," kata dia.
"Menteri keuangan, menteri luar negeri. Ini contoh-contoh yang sebenarnya kita bisa teruskan pada soal itu. Sebagai sebuah komitmen kita paham soal itu. Dan saya pernah memimpin undang-undang Parpol, dan 30 persen kepengurusan (perempuan) parpol itu kebetulan dariĀ tangan saya yang ngetuk, Bu," sambung dia.
Baca juga: Ganjar Irit Bicara saat Tanggapi Pernyataan Anies Bahwa IKN Bisa Timbulkan Ketimpangan Baru
Terkait persekusi, menurutnya hal tersebut terjadi di antaranya karena pendidikan karakter.
Dengan demikian, menurutnya pendidikan harus menjadi perhatian.
"Itulah membangun kesadaran akan hak diri tapi juga ada kewajiban pada orang lain. Kalau dari pendidikan itu bagus, maka hal ini akan terjadi," kata dia.
Terkait dengan perlindungan kelompok agama minoritas dari persekusi, Ganjar mengatakan ada dua hal yakni konsep yang mesti dilaksanakan dan kasus yang harus dibereskan.
"Kalau kasus bagaimana? Kita punya Super Apps. Super Apps itu adalah kasus-kasus yang kemudian muncul kemudian bisa dilaporkan dengan digital," kata dia.