Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden dari nomor urut 1, Anies Baswedan, mengungkap salah satu langkah yang akan dilakukan berkaitan dengan transisi energi bila dirinya terpilh jadi presiden.
Ia mengatakan akan mencari pendanaan alternatif untuk Indonesia bertransisi ke energi bersih terbarukan (EBT).
"Kami melihat ada pendanaan-pendanaan alternatif yang harus kita cari karena untuk membangun ini itu diperlukan pembiayaan yang tidak sedikit," kata Anies ketika ditemui di kawasan Darmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023) malam.
Baca juga: Konferensi JCP 2023 Harapkan Hilirisasi Mineral dan Transisi Energi Jadi Gerakan Nasional
Anies kemudian mengatakan bahwa lokasi sumber energi baru terbarukan di Indonesia ini lokasinya dengan kebutuhannya itu tidak nyambung.
Ia mengatakan, kebutuhan energi terbesar itu di Pulau Jawa. Sementara, fasilitas sumber daya terbarukan itu banyaknya, misalnya tenaga surya dan geotermal, banyaknya di luar Jawa.
Dia bilang, kalau sumber daya berbasis fosil itu bisa diproduksi di mana saja lalu dibawa ke Pulau Jawa. Namun, kalau sumber daya terbarukan itu tidak bisa.
"Kalau sumber anginnya itu ada di Sulawesi, angin kan enggak bisa dipindah ke Jawa gitu ya. Tetap produksinya di lokasi itu. Nah itu yang membuat kita punya tantangan yang cukup besar," ujar Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengatakan proses transisi ke EBT ini tidak sederhana.
Anies mengatakan, proses transisi ini tidak sederhana, apalagi ini menyangkut dengan kebutuhan energi jangka pendek. Hingga sekarang, sumber energi RI masih dipasok dengan sumber-sumber yang belum terbarukan.
Adapun saat ini Indonesia sudah memiliki komitmen di dunia internasional terkait dengan transisi energi, salah satunya Paris Agreement.
Dalam Paris Agreement, Indonesia berkomitmen di tahun 2060 sudah mencapai net zero emisson.
Kemudian pada perhelatan G20 tahun lalu, Indonesia juga memiliki komitmen untuk menerapkan Just Energy Transition Partnership (JETP).
JETP disebut Anies memiliki target-target yang cukup ambisius dan tidak sederhana.
"Jadi ke depan kita perlu menyusun strategi ini bersama-sama untuk kita bisa ketemu dengan rumus rutenya," ujar Anies.
Menurut dia, pihak-pihak yang harus dilibatkan dalam penyusunan strategi adalah pelaku usaha, penyusun kebijakan, ahli yang menyampaikan studi komparasi, dan juga unsur masyarakat.