News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Efek Jokowi di Balik Naiknya Elektabilitas Prabowo-Gibran, Survei Terbaru Litbang Kompas dan Lainnya

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyapa pendukungnya saat konsolidasi pendukung di Sentul Intenational Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/12/2023). Dalam konsolidasi pendukung yang bertajuk 'Waktunya Indonesia Maju' tersebut, Prabowo dan Gibran memberikan gagasan dan visi-misinya kepada pendukungnya. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Survei terbaru yang dipublikasikan Litbang Kompas pada Desember 2023  memperlihatkan  elektabilitas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka berada di urutan pertama.

Survei yang berlangsung 29 November-4 Desember 2023 itu memperlihatkan duet yang diusung Koalisi Indonesia Maju ini memperoleh elektabilitas 39,3 persen.

“Pasangan Prabowo-Gibran unggul di hampir semua kategori sosio-demografis responden,” tulis peneliti Litbang Kompas Bambang Setiawan dikutip dari Harian Kompas, Senin (11/12/2023).

Sementara itu, elektabilitas capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar ada di angka 16,7 persen.

Kemudian tingkat elektoral capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD tercatat 15,3 persen.

Baca juga: Pemilih Bimbang Kalahkan Elektabilitas Anies dan Ganjar, Survei Terbaru Litbang Kompas & Analisisnya

Efek Jokowi Menurut Litbang Kompas

Survei Litbang Kompas memperlihatkan meningkatnya elektabilitas Prabowo dan turunnya suara untuk Ganjar tak lepas dari perpindahan dukungan bekas pemilih Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Pemilih Jokowi pada Pilpres 2019, yang pada Agustus 2023 masih dominan memilih Ganjar, saat ini terekam lebih banyak yang memilih Prabowo.

Pada survei Agustus 2023, simpatisan Jokowi yang memilih Ganjar mencapai 48,1 persen dan hanya 22,9 persen yang memilih Prabowo.

Sekarang yang terjadi sebaliknya, yang memilih Prabowo 39,8 persen dan yang memilih Ganjar 27,4 persen.

Sebaliknya, pemilih yang dalam Pilpres 2019 telah memilih Prabowo cenderung lebih banyak yang kembali memilihnya meskipun sepertiganya kemudian menjadi pemilih Anies.

Prabowo juga mendapat aliran suara terbesar dari kelompok yang pada Pemilu 2019 tidak menggunakan hak pilih.

Selain itu, Prabowo saat ini juga mendapatkan aliran suara yang lebih besar dari kelompok masyarakat yang merasa puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi.

Situasi ini berbeda dengan sebelumnya. Pada survei Agustus 2023, dari total masyarakat yang puas terhadap kinerja Jokowi, 40,3 persen memilih Ganjar dan 30,9 persen memilih Prabowo.

Sekarang 42,6 persen memilih Prabowo dan 21,5 persen memilih Ganjar.

Sementara itu, mereka yang merasa tidak puas dengan kinerja Jokowi cenderung masih sama dengan sebelumnya, lebih banyak yang memilih Anies dan Prabowo.

Adapun survei melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.

Metode tersebut tersebut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 2,65 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana. Survei dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas.

Survei Indikator Sebut Kepuasan Kinerja Jokowi

Lembaga survei Indikator Politik Indonesia yang dipublikasikan Desember 2023 ini juga menyatakan bahwa 76,2 persen responden mengaku puas dengan kinerja Presiden Jokowi.

Survei nasional Indikator diadakan pada 23 November-1 Desember 2023 terhadap 1.200 responden dengan oversample di 15 provinsi mencapai 5.380 responden, dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Mayoritas responden menjawab cukup atau sangat puas atas kinerja Joko Widodo sebagai presiden.

Sangat puas 12,9 persen dan cukup puas 63,3 persen. Jika dijumlahkan maka angkanya  76,2 persen yang cenderung puas dengan kinerja Presiden Jokowi.

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, menguatnya dukungan Prabowo-Gibran berkorelasi dengan tingginya tingkat kepuasan publik terhadap kerja Presiden Joko Widodo. 

Survei LSI 

Lembaga Survei Indonesia (LSI)  di Bulan Desember 2023 ini juga merilis tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja  Presiden Jokowi.

Hasilnya memperlihatkan  approval rating terhadap Jokowi meningkat menjadi 76 persen dari sebelumnya sebesar 70 persen.

Survei digelar selama 3-5 Desember 2023. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD) dengan melibatkan sebanyak 1.426 responden.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. Margin of error diklaim diperkirakan +- 2,6 persen pada tingkat kepercayaan 95% asumsi simple random sampling.

Analisis Pengamat

Pengamat Politik Bawono Kumoro menilai Jokowi efek masih bekerja dalam pemilihan presiden kali ini.

"Melalui keberadaan Gibran sebagai running mate dari Prabowo Subianto," kata Bawono  akhir pekan llau.

Ia pun mengutip hasil survei  yang menunjukkan tren positif terhadap Gibran usai dipilih sebagai cawapres Prabowo.

"Temuan survei nasional november dari Indikator Politik Indonesia mmg menunjukkan kehadiran dari Gibran sebagai calon wakil presiden dari Prabowo Subianto telah berdampak pada semakin besar jumlah pemilih Joko Widodo di pemilu tahun 2019 mengaku akan menjatuhkan pilihan kepada Prabowo Subianto di pemilu 2024 mendatang," ungkap dia.

Sementara itu, Pengamat Politik Ujang Komaruddin menyoroti kegamangan C Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam strategi gaya kampanye yang dilakukan kini kembali memuji-muji Presiden Jokowi sementara belum lama ini cenderung menyindir.

Menurut Ujang saat ini tim Ganjar melakukan strategi dengan mengklaim memiliki latar belakang yang sama persis dengan Jokowi dengan gaya kampanye blusukan dan menginap di kediaman para warga.

“Kalau kita lihat kegamangan Ganjar kritik Jokowi masalah hukum, pada saat berpidato waktu pengundian nomor urut di KPU juga offensive menyerang tapi sekarang kok malah puja-puji lagi,” ujar Ujang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini