Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan mengadopsi konsep debat capres perdana pada Selasa malam lalu untuk diterapkan pada debat capres berikutnya pada Jumat (22/12/2023) mendatang.
Anggota KPU RI Betty Epsilon Idroos mengeklaim debat perdana berjalan lancar dan efektif.
"Kita sudah punya benchmark dari debat pertama. Sejauh ini, setahu saya, benchmark itu akan dilanjutkan untuk digali lebih banyak terkait dengan tema dari masing-masing (debat)," kata Betty di kantornya, Rabu (13/12/2023).
Adapun debat perdana capres ini terbagi atas enam segmen. Segmen pertama, masing-masing capres diberi kesempatan memaparkan visi-misi. Pada segmen kedua dan ketiga, mereka diberi kesempatan menjawab pertanyaan yang telah disiapkan oleh para panelis.
Dalam dua segmen ini, dua capres lainnya juga diberi kesempatan menanggapi jawaban dari capres yang diberi kesempatan menjawab pertanyaan panelis.
Sementara itu, segmen keempat dan kelima adalah waktu bagi para capres saling tanya jawab. Serta segmen keenam adalah kesempatan dari tiap capres memberikan pernyataan pamungkas.
Pakar hukum tata negara Susi Dwi Harijanti merupakan satu dari 11 panelis debat perdana capres. Sebagai salah satu pembuat soal debat, Susi menilai jawaban seluruh capres masih terlalu umum, kurang fokus, dan tidak spesifik.
Baca juga: Ganjar Cecar Prabowo Soal Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Jika Jadi Presiden
"Misal terhadap pertanyaan tata kelola parpol," kata Susi saat dikonfirmasi, Rabu .
Durasi waktu debat yang terbatas disebut Susi membuat elaborasi menjadi terkendala. Menurutnya, KPU RI harus melakukan evaluasi bukan hanya mengenai durasi waktu, melainkan mencakup metode debat.
"Evaluasi ini diperlukan agar tujuan diadakannya debat dapat tercapai secara maksimal," tuturnya.
Baca juga: Prabowo Tampil Emosional dan Meledak-ledak di Debat Capres, Hasto Meledek Gagal Tiru Jokowi
Susi menjelaskan, supaya debat dapat berlangsung maksimal, KPU dapat melakukan pelibatan panelis dan moderator dalam debat untuk melakukan follow up pertanyaan.
"Misal di segmen menjawab soal pertanyaan panelis, maka panelis diberi kesempatan menggali lebih lanjut," jelas Susi,
"Sementara di segmen tanya jawab antar capres, moderator bisa dilibatkan," tambahnya.