TRIBUNNEWS.COM - Peneliti Litbang Kompas, Bestian Nainggolan, berbicara soal pengaruh bantuan sosial (bansos) dalam survei elektabilitas calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Bestian menyebut, berdasarkan data dari Litbang Kompas, tak ada perbedaan signifikan pada mereka yang menerima bansos maupun mereka yang tidak menerima bansos terhadap pilihan politiknya.
Ia juga menyatakan, bahwa Litbang Kompas telah mengiventarisasi adanya tiga jenis bantuan. Hasilnya, bansos tak banyak memberikan pengaruh.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Mayoritas Pemilih Bimbang di Pilpres 2024, Paling Banyak di Jawa Tengah
"Kami mengatakan dan kami uji berdasarkan data ada perbedaan enggak mereka yang menerima bansos dan yang tidak menerima bansos terhadap pilihan politiknya, ada satu pertanyaan yang seperti ini. Hasilnya tak ada perbedaan secara signifikan."
"Jadi kalau konfigurasi jawabannya, yang pertama mendapatkan 15 koma sekian persen, kemudian yang kedua 39 koma sekian persen, dan yang ketiga mendapatkan 15 persen juga, menerima bansos maupun tidak menerima bansos dan jenis-jenis bantuan lainnya--ada tiga jenis bantuan yang kami inventarisasi--tidak signifikan perbedaannya," jelas Bestian Nainggolan dalam acara Satu Meja The Forum di Kompas TV, dikutip pada Kamis (14/12/2023).
Ia kemudian menjelaskan, Litbang Kompas melakukan survei di sekitar 600-an kelurahan dan desa.
Sementara lembaga lain, sambung Bestian, mengatakan mereka melakukan survei di 120 sampai 200 kelurahan dan desa.
"Artinya, tidak ada intervensi di daerah. Bagaimana mungkin, yang kita lakukan 600-an kelurahan dan desa. Kami bisa yakinkan," tuturnya.
Menurutnya, ciri penelitian yang dilakukan Litbang Kompas itu sebarannya lebar, tersebar sehingga dinamika dan penumpukan-penumpukan pilihan atau homogenisasi pilihan tidak terjadi di suatu daerah.
Tingginya Undecided Voters
Selain itu, Bestian juga berbicara mengenai tingginya angka undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pasangan calon (paslon) yang akan didukungnya dalam survei Litbang Kompas.
Litbang Kompas menegaskan jumlah responden yang belum menentukan pilihan masih di angka 28,7 persen.
Menurut Bestian, apa yang dilakukan timnya ialah survei periodik yang ingin melihat perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
"Kalau dari segi metodologi, apa yang Litbang lakukan selama ini, ini adalah survei periodik yang sengaja mau melihat perubahan dari waktu ke waktu," jelasnya.