News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Ridwan Kamil Sebut Tukang Becak Lebih Bahagia Karena Ada Jalan Tol, Begini Jawaban Muhaimin Iskandar

Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menilai kritik Ridwan Kamil terkait ‘pembangunan jalan tol yang tidak bisa dinikmati tukang becak’ melewatkan konteks pembangunan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat.

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI -  Calon Wakil Presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar mengkritik pembangunan jalan tol tidak bisa dinikmati tukang becak.

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat pasangan capres Prabowo Subianto dan cawapres Gibran Rakabuming Raka justru berpendapat sebaliknya. 
 
"Mang becak mudik naik bus lewat tol 2 jam ketimbang jalur normal 7 jam, Mang becak lebih bahagia," kata Ridwan Kamil mengomentari kritikan Cak Imin terkait pembangunan jalan tol, Senin (18/12/2023).

Baca juga: Ulama 212 hingga UAS Telah Dukung Anies-Muhaimin, Kenapa Habib Rizieq Belum, Apa karena Faktor PKB?

 
Mantan gubernur Jawa Barat itu mengatakan jalan tol juga bisa menekan harga kebutuhan pokok. Kondisi itu berdampak baik bagi peningkatan kinerja pedagang kecil. Misalnya saja warteg.
 
 
"Jalan tol, kiriman sembako lebih cepat dan sampai tujuan, harga lebih murah, makan di warteg mang beca lebih terjangkau," ujar Ridwan Kamil.
 

Ridwan Kamil juga mengatakan ribuan kegiatan ekonomi lainnya yang jadi lebih cepat membuat ekstra waktu membuat lebih banyak berkegiatan, pertumbuhan ekonomi meningkat.

Respons Cak Imin

Muhaimin Iskandar, menilai kritik Ridwan Kamil terkait ‘pembangunan jalan tol yang tidak bisa dinikmati tukang becak’ melewatkan konteks pembangunan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat.

Kritik Ridwan Kamil tersebut dianggap kurang tepat sasaran.

Baca juga: Prabowo Sudah Latihan Debat Capres, Ridwan Kamil Sebut Bakal Banyak Kejutan

Melalui akun Instagramnya, @ridwankamil, justru menjabarkan tiga poin manfaat dari pembangunan tol.

“Terima kasih Kang @RidwanKamil saya cuma menceritakan masyarakat yang mengeluh ke saya. Dan lebih bijak jika konteks pernyataannya disimak secara lengkap, jangan cuma berita sepotong,” balas Gus Imin melalui akun Instagramnya @cakiminow.

Dalam acara silaturahim Majelis Taklim se-Kabupaten Bekasi di GOR PGRI, Jawa Barat, Senin (18/12), mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu memang berbicara terkait penggunaan pajak yang kurang dirasakan oleh masyarakat. Hal itu ditemukan setelah mendengarkan aspirasi tukang becak.

Menurut Gus Imin, pembangunan harus menjadikan keadilan sebagai landasan dasar. Dengan demikian, keadilan dan kemakmuran bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

Baca juga: Pengamat Nilai Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Kuasai Tema Debat Capres Perdana

“Kemarin, saya ketemu tukang becak, tukang becak bilang ‘saya bayar pajak pajaknya dibikin bangun tol, lah kok saya enggak bisa menikmati tol’,” Gus Imin bercerita.

“Ketentuan pembangunan yang merata bukan hanya dinikmati oleh sebagian orang tapi dinikmati oleh seluruh masyarakat. Itu yang disebut keadilan, kesamarataan, kesetaraan itu namanya,” lanjut dirinya.

Pengembangan transportasi umum sendiri memang masuk dalam agenda besar perubahan yang dibawa pasangan Anies Baswedan-Cak Imin (AMIN).

Baca juga: Keluarga Besar Pondok Pesantren Lirboyo Nyatakan Dukungan Terbuka kepada Anies-Muhaimin

Dalam misinya, AMIN berambisi untuk membangun kota dan desa berbasis kawasan yang manusiawi, berkeadilan, dan saling memajukan.

Salah satu langkah yang akan diambil oleh AMIN adalah mengakselerasi pengembangan sistem transportasi umum massal di kota-kota strategis, yang terdiri atas angkutan umum berbasis rel dan jalan sebagai moda utama yang terintegrasi dengan sistem mobilitas aktif serta kendaraan bebas emisi sehingga mampu menjangkau seluruh kawasan kota secara efisien dan berkelanjutan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini