News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Jokowi Nyaman Pakai Dasi Kuning, Hasto: Hadiah untuk Golkar yang Tak Bisa Calonkan Kader di Pilpres

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memakai dasi warna kuning saat berangkat ke Tokyo, Jepang, dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Sabtu (16/12/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut, bahwa Presiden Jokowi hingga saat ini masih berstatus sebagai kader PDIP.

Sementara, terkait Presiden Jokowi yang memakai simbol dasi warna kuning untuk menggambarkan dukungan kepada Partai Golkar, Hasto merespons santai.

Saat ditanya awak media soal dasi itu, Hasto pun bicara bagaimana partai besar seperti Golkar tidak bisa mencalonkan kadernya sebagai capres maupun cawapres di Pemilu 2024.

"Soal (Jokowi mengaku nyaman) pakai dasi kuning, kita lihat partai Golkar ini kan partai besar. Tapi oleh proses politik akhirnya tak bisa mencalonkan calon presiden dan calon wakil presiden yang berasal dari partai Golkar. Sehingga ketika kemudian mendapatkan hadiah dasi kuning yaitu satu hal yang wajar dalam politik," kata Hasto di Jakarta, Sabtu (23/12/2023).

Hasto pun menyebut dasi kuning yang dikenakan oleh Jokowi itu tak lebih dari hadiah, karena Golkar sebagai partai besar tidak mengusung kader sendiri sebagai capres ataupun cawapres.

Tapi mendukung Gibran Rakabuming Raka yang notabene anak dari Jokowi.

"(Itu cuma hadiah?) Iya. Karena sudah tidak mencalonkan dari kadernya sendiri," tegas Hasto.

Apa yang terjadi pada Golkar ini, kata Hasto berbeda dengan PDI Perjuangan yang terus menggembleng kader, sehingga mampu melahirkan calon-calon pemimpin dari rakyat.

Baca juga: Pengakuan Jokowi yang Kini Lebih Nyaman Pakai Dasi Kuning Bikin Golkar PeDe dan PDIP Bicara Hati

"Yang terjadi pada Golkar beda dengan PDIP yang melakukan satu kaderisasi, sehingga hadiah yang diberikan oleh PDIP adalah hadiah dari rakyat, dukungan pergerakan rakyat. Karena Pak Ganjar dan Mahfud dari kalangan rakyat bisa. Bukan dari kalangan elit," tandas Hasto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini