TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Rahmad Masud menyebut calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin salah data.
Cak Imin diketahui dalam Debat Cawapres Pilpres 2024 yang digelar KPU pada 22 Desember lalu menyoroti infrastruktur di sejumlah Kota di Indonesia di antaranya Kota Balikpapan.
Hal tersebut diungkapkan Cak Imin saat menjelaskan soal programnya membangun 40 kota di Indonesia setara Jakarta.
Cak Imin menyoroti tiga kota di Kalimantan yang dinilai bisa dilakukan perubahan meliputi Balikpapan, Banjarmasin, dan Pontianak.
Perubahan itu tentunya melalui kebijakan fiskal yaitu memberikan anggaran yang rata.
"Balikpapan kasihan, Banjarmasin kasihan, Pontianak kasihan karena apa kota-kota ini dalam waktu singkat bisa kita sulap menjadi lebih baik karena apa fiskalnya yang kita sediakan di rata adilkan di masing-masing perkotaan," kata Cak Imin saat Debat Cawapres.
Baca juga: Pengamat Minta Cak Imin Realistis soal Bangun 40 Kota Setara Jakarta, sebut Harus Dikaji Mendalam
Lantas setelah Debat Cawapres, Cak Imin mengungkap alasan dirinya menyebut Balikpapan, Banjarmasin, dan Pontianak kasihan.
Untuk Banjarmasin, Cak Imin menyebut di kota tersebut ada permasalahan infrastruktur jalan di antara jalan raya masih kurang dan kerusakan jan terjadi di mana-mana.
Kemudian untuk Balikpapan, Cak Imin menyebut permasalahannya bukan hanya jalan tapi juga listrik dan air bersih.
Selanjutnya Pontianak, kata Cak Imin di kota tersebut memiliki masalah anggaran.
Baca juga: Proyek 40 Kota Setara Jakarta Ala Cak Imin, Dinilai Cuma Jargon Politik, Anies Jelaskan Konsepnya
Wilayahnya disebut Cak Imin dalam Debat Cawapres, Walikota Balikpapan Rahmad Masud pun membantahnya.
Ia menyebut Cak Imin keliru dalam menilai kondisi kota Balikpapan.
"Itu salah data dia (Cak Imin). Harusnya punya data. Pernyataannya kurang tepat lah, masa Balikpapan kurang listrik," kata Rahmad Masud, Senin (25/12/2023) dilansir dari Tribunkaltim.co.
Ia menerangkan, perkembangan pembangunan di Balikpapan baik lantaran ditunjuk sebagai kota penyangga semenjak hadirnya IKN Nusantara.
"Lagian kita bukan kurang air, tapi karena jatah waduk air kita terbatas. Karena dengan adanya IKN, Balikpapan begitu seksi sehingga banyak penduduk datang," kata Rahmad Masud.
Dalam hal ini, Rahmad Masud menyebut terdapat sebuah proses untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang menjadi hak masyarakat Kota Balikpapan.
"Tentunya proses kita ada untuk memenuhi untuk memenuhi," tegas Walikota Balikpapan, Rahmad Masud.
Karena itu adalah hak setiap warga untuk mendapatkan pelayanan. "Termasuk air juga," katanya.
Profil Rahmad Masud
Rahmad Masud merupakan Wali Kota Balikpapan yang menjabat sejak 2021 hingga 2024 mendatang.
Rahmad Masud menjabat sebagai Wali Kota saat dirinya berusia 45 tahun.
Wali Kota Balikpapan ini lahir di Balikpapan, 12 Mei 1976.
Tak hanya dikenal sebagai politikus, melainkan juga seorang pengusaha.
Sebelum menjadi Wali Kota Balikpapan, Rahmad Masud pernah menjadi Wakil Wali Kota Balikpapan yang berpasangan dengan Rizal Effendi untuk periode 2016-2021.
Pada Pilkada Kota Balikpapan 2020 lalu, dirinya maju mencalonkan diri sebagai Wali Kota bersama dengan Thohari Azis.
Di Pilkada 2020, pasangan Rahmad Masud dan Thohari Azis diusung Golkar, PDI Perjuangan, PKS, Gerindra, PAN, PKB, Partai Demokrat, dan Perindo.
Pasangan tersebut maju sebagai calon tunggal (dengan nomor urut KANAN) dan melawan kotak kosong.
Pasangan Rahmad Masud dan Thohari Azis pun unggul hingga kemudian dilantik menjadi Wali Kota Balikpapan periode 2021-2024, Senin (31/5/2021).
Dilihat dari riwayat pendidikannya, pendidikan terakhirnya yaitu dengan gelar S2 di FEB Universitas Mulawarman yang lulus pada 2020 lalu.
Selain menjadi Wali Kota Balikpapan, Rahmad Masud juga seorang Komisaris Utama PT Sinar Pasific.
Rahmad Masud juga memiliki berbagai pengalaman organisasi.
Rahmad Masud tercatat menjabat sebagai Ketua DPC Partai Golkar Balikpapan periode 2021-2026.
(Tribunnews.com/ Nitis/ tribunkaltim.co/ Briandena Silvania Sestiani/ Ary Nindita Intan R S)