Disorot Cak Imin
Di sisi lain calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menyoroti program tersebut.
Cak Imin menilai dalam program susu gratis ini bahan baku yang tersedia belum mencukupi dan berkemungkinan akan melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan susu tersebut.
”Isu makan gratis itu memang menarik, susu gratis, menarik. Itu susunya nggak ada, pasti impor, dan menguntungkan orang-orang yang mengimpor susu,” kata Cak Imin dalam agenda Slepet Imin di Garut dikutip, Kamis (4/1).
Kemungkinan impor tersebut bukan tanpa sebab.
Cak Imin melihat untuk memenuhi kebutuhan satu juta liter susu pihak dari pengusung program ini harus melakukan impor.
"Kalau sekarang susu butuhnya satu juta liter, yang tersedia hanya 300 liter, bagaimana kalau enggak impor?" ujarnya.
Dikritik Sekjen PDIP
Sedangkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP), Hasto Kristiyanto mengklaim program kerakyatan yang diusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD lebih efisiensi ketimbang satu program makan siang dan susu gratis yang diusung pasangan Prabowo-Gibran.
"Maka bisa dilihat rakyat bisa membandingkan kalau program makan gratis itu pun dengan susu impor itu mencapai lebih dari Rp400 triliun, bandingkan dengan program kerakyatan Pak Ganjar jangkauan bansos BLT yang lebih luas, penciptaan lapangan kerja, satu rumah miskin satu sarjana, kemudian beli tanah dapat rumah dan berbagai program KTP sakti itu hanya 506 triliun rupiah," kata Hasto, Selasa (2/1)
Hasto mengklaim program Ganjar-Mahfud dirancang efisien dengan memperhatikan pemberdayaan perekonomian nasional.
Dia pun menyindir program pembagian susu gratis Prabowo-Gibran sebagai kebijakan pro-impor.
"Contohnya, kalau Pak Prabowo dengan susu gratis itu impor, kemarin kita membagi telur yang diproduksi oleh rakyat sendiri. Ternyata khasiatnya itu jauh lebih (baik)," kata dia.(tribun network/igm/den/dod)