Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Istri calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti, mengatakan akan rutin melakukan blusukan ke pasar apabila Ganjar-Mahfud menang di Pilpres 2024.
Hal ini disampaikan Atikoh di sela-sela blusukan ke Pasar Modern Unit 2 di Tunggal Warga, Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, Kamis (11/1/2024).
Blusukan ini dilakukan Atikoh bagian dari rangkaian safari politiknya di Lampung sejak Selasa (9/1/2024).
Baca juga: Ganjar Didoakan Jadi Presiden Saat Atikoh Blusukan ke Pasar Tulang Bawang Lampung
Atikoh menyebut blusukan membuat seseorang mengetahui secara langsung kondisi riil harga bahan pokok dan daya beli masyarakat.
"Oh, tentu (bakal tetap blusukan), karena dengan itu, pasar itu banyak sekali realita-realita yang bisa kita pahami. Yang pertama dari kebutuhan pokok, yang kedua daya beli masyarakat," kata Atikoh.
Atikoh melanjutkan selama di pasar, seseorang juga bisa mendengar keinginan rakyat.
Sehingga wanita kelahiran Jawa Tengah itu akan tetap blusukan ketika menjadi Ibu Negara.
"Masyarakat itu bisa menyampaikan aspirasi, meski tidak terkait dengan kebutuhan yang ada di komoditas. Misalnya, mereka itu di tempat tinggalnya ada kesulitan aksesibilitas terhadap pendidikan, terhadap kesehatan, itu bisa diungkapkan juga ketika bertemu seperti ini," ujar dia.
Atikoh selama di Pasar Modern Tulang Bawang mendengar aspirasi tentang pentingnya pemerintah menjaga kestabilan harga.
"Aspirasi tentu ada dari beberapa pedagang maupun konsumen terkait dengan kestabilan harga. Jadi, meskipun di Lampung ini relatif kalau dibandingkan tempat-tempat lain seperti di Jawa maupun Banten, ini harganya relatif lebih murah, ya," tuturnya.
Dia mencotohkan harga cabe di Lampung rata-rata Rp 45 hingga Rp 50 ribu per kilogram.
"Kemudian bawang merah, bawang putih, dan produk-produk sayuran itu juga lebih murah, tetapi untuk sembako ada sedikit kenaikan seperti beras Rp 13,5 ribu perkilogram. Kalau kita bandingkan di Jawa juga lebih murah," ucapnya.
"Tetapi memang keluhannya dari pedagang ini justru kasian, kasihan kepada konsumen apabila harganya tidak stabil. Karena konsumen yang biasanya beli 20 kilogram, jadi belinya 10 kilogram, menyicil," ujar Atikoh menambahkan.