"Saya sudah hitung saya dibantu tim pakar-pakar yang hebat. Yang hitung mereka, saya hanya hafal, saya hanya ngomong Tapi bukan omon-omon kosong," beber dia.
Dia menyatakan, sudah beberapa kali melakukan diskusi dengan tim pakar soal rencana melakukan hilirisasi sektor bauksit.
Perencanaan itu penting kata dia, agar Indonesia tidak hanya mengirim produk mentah, melainkan juga yang sudah bisa dipakai, agar harga jual semakin tinggi.
"Data aku bener karena saya tuh tiap 3 kali seminggu mungkin ya, saya panggil tim pakar. Saya brainstorming sama mereka. Sampai kepalanya botak semua itu," kelakar Prabowo.
Bukn cuma bauksit, komoditas lainnya yang juga potensial yakni mineral sampai bahan-bahan tanaman, laut untuk membangun dasar dari semua.
“Jadi hilirisasi artinya semua sumber alam kita harus diolah di Indonesia," ujar dia.
Prabowo mengungkapkan butuh biaya lebih kurang 545 miliar dolar AS untuk mengembangkan hilirisasi 21 komoditas di Indonesia.
Namun hasilnya akan menciptakan nilai tambah industri termasuk farmasi dan obat-obatan.
"Ini sudah kita petakan kita butuh kurang lebih invest 545 miliar dolar untuk 21 komoditas. Kita buat pohon industrinya di mana nilai tambahnya akan naik berpuluh kali termasuk industri farmasi dan obat-obatan," jelas dia.
Indonesia bisa melakukan hilirisasi sektor bauksit hingga menjadi barang siap pakai dan diekspor ke luar negeri, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa meningkat dua digit.
"Di pohon industri bauksit kita bisa lihat coba berapa turunannya berapa industri yang bisa hidup. Dengan hilirisasi, saya kok optimis ya pertumbuhan ekonomi kita jangan-jangan nanti bisa dua digit," kata Prabowo.
Dalam dialog capres itu, Prabowo merasa waktu yang disediakan terlalu singkat sehingga tidak cukup untuk memaparkan program-programnya terutama soal pertanian.
Dia pun mengajak para anggota Kadin Indonesia untuk diskusi dengannya secara eksklusif di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
"Sebetulnya moderator ini bicara soal pertanian ini gak bisa hanya 2 menit," ujarnya.
Atas hal itu, Prabowo mengundang balik Kadin, untuk dapat diskusi di kediamannya.
Di Hambalang, Prabowo bersedia menyediakan waktu lima jam untuk bisa berdiskusi dengan Kadin membicarakan persoalan pertanian Indonesia.
"Anda undang saya sekarang, saya undang anda khusus kita diskusi 5 jam di Hambalang, 5 jam, 2 menit kumaha atuh," ucap Prabowo disambut tepuk tangan anggota Kadin yang hadir.
3. Ganjar Pranowo
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyatakan, akan mendorong perkembangan ekonomi kreatif Indonesia agar bisa menembus pasar dunia.
Pernyataan itu disampaikan Ganjar, dalam dialog capres bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dengan tema Menuju Indonesia Emas 2045.
Mulanya, Ganjar mendapatkan pertanyaan dari Ketua Bidang Industri Produsen Peralatan Olahraga Kadin, Ratu Tisha Destria perihal sektor atau produk apa yang akan dikembangkan.
Menjawab pertanyaan itu, Ganjar dengan tegas menyebut, sektor ekonomi kreatif.
"Saya mau jawab dulu, ekonomi kreatif," kata Ganjar dalam jawabannya.
Jawaban itu dinilai tepat oleh Ganjar, karena menurut dia, ke depan industri ekonomi kreatif akan menjadi salah satu sektor yang bisa menangani tantangan bangsa di lingkup perekonomian.
Lebih lanjut, mantan Gubernur Jawa Tengah itu meyakini kalau anak muda Indonesia memilih potensi terhadap industri kreatif.
"Sehingga kemudian mereka (anak muda Indonesia) berharap, ekonomi kreatif inilah kalau kita bicara agar ekonomi hijau berjalan, alam tidak rusak karena eksploitasi," ujar dia.
Sebagai sarana pendukung, Ganjar menegaskan perlunya akses internet yang memadai serta gratis.
Ketersediaan internet ini menurut Ganjar, akan menjadi salah satu sarana yang akan diupayakan jika dirinya terpilih dalam pilpres 2024.
"Maka saya bilang bikin internet gratis untuk mereka, berbasis dari itu dan mereka punya knowledge yang bagus," nilai Ganjar.
Dengan begitu kata Ganjar, strategi untuk mengedepankan ekonomi kreatif akan lebih memiliki dampak yang menguntungkan bagi Indonesia.
Sebab menurut dia, negara tidak terus-terusan mengeksploitasi sumber daya alam (SDA) yang justru bisa merusak kondisi perekonomian tanah air.
"Kalau itu terjadi (industri ekonomi kreatif mendunia), maka sebenarnya ini alternatif ekonomi ke depan. Maka kalau kita punya sumber daya alam, simpan dulu. Simpan dulu. Karena kita akan berpikir sangat panjang," tukas dia. (Tribun Network/Reynas Abdila)