Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemungutan suara di Pilpres 2024 tinggal 29 hari lagi.
Sejumlah kalangan terutama lembaga survei memperkirakan Pilpres 2024 akan berlangsung dua putaran.
Jika hal itu terjadi maka kemungkinan akan ada koalisi baru di Pilpres 2 putaran.
Sebab hanya dua paslon capres-cawapres akan maju bertarung di putaran 2 Pilpres 2024.
Apalagi kabarnya komunikasi politik antara partai untuk memasuki putaran kedua diketahui juga tengah dilakukan.
Beberapa partai yang tengah disebut bakal bergabung dalam satu koalisi antara lain PDIP dan PKS.
PDIP mengusung paslon nomor 03 Ganjar-Mahfud, sementara PKS berada di kubu Anies-Muhaimin (AMIN).
Baca juga: 5 Tanda-tanda Anies Bakal Koalisi dengan Ganjar Jika Pilpres 2 Putaran
Keduanya dikenal selama ini sebagai partai yang bertolak belakang, terutama soal ideologi.
Menurut Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rifan, elite parpol di Indonesia sebenarnya gampang saja untuk bersatu tetapi untuk akar rumput (pemilih loyal) justru sebaliknya.
Dikatakan Ali, yang jadi faktor utama para elite parpol gampang menyatu salah satunya karena kepentingan.
"Di kita ini meski ada partai yang memiliki ideologi yang berbeda tetapi perekatnya adalah kepentingan. Kalau kepentingan ketemu, ideologi setebal apa pun bisa dipertemukan," kata Ali kepada Tribunnews.com, Senin (15/1/2024).
Ali mengatakan jika memang kubu AMIN lolos putaran ke putaran kedua Pilpres, sebagaimana hasil sejumlah lembaga survei, bukan tidak mungkin PDIP bergabung dalam satu koalisi dengan AMIN.
Namun, Ali melihat peleburan itu bakal sulit terjadi jika masuk ke ranah akar rumput atau grassroot.
Diketahui, kubu AMIN memiliki akar rumput dengan corak Islam yang variatif mulai dari NU hingga kubu konservatif kanan seperti eks FPI hingga Ijtima Ulama.
Sementara itu, grasroot PDIP cenderung ada di kutub sebaliknya dari AMIN yakni kaum marhaen.
Karena itulah, Ali menilai butuh waktu untuk merekatkan para akar rumput tersebut.
"Kalau lem perekat enggak kuat, maksud saya adalah trigger isunya, itu akan sulit. Kalau elite itu gampang nyatuinnya. Kepentingan ketemu, menyatu, tetapi apakah kemungkinan grassroot konstituen itu bisa nyatu kalau enggak ada satu isu yang bisa memicu atau mentrigger, saya enggak yakin itu bisa menyatu," kata dia.
Jangankan akar rumput PDIP dengan PKS maupun eks FPI, Ali melihat akar rumput di AMIN antara PKB dan PKS juga belum terlalu menyatu.
"Kalau PKB dan PKS itu irisannya enggak terlalu jauh ya, tapi kalau PKS dan PDIP agak jauh," kata dia.
Dia mengatakan massa PDIP dan PKS maupun eks FPI relatif sulit untuk bersatu dalam satu koalisi.
"Kecuali ada satu isu yang menyatukan mereka. Nah, isu apa itu? Itu nanti harus dipikirkan oleh 01 dan 03. Saya tidak kemudian mengatakan tidak bisa melebur sama sekali. Tetap bisa melebur, tapi strateginya harus tepat," kata dia.
Selain itu, Ali menilai butuh konduktor yang kuat juga untuk mengorkestrasi peleburan tersebut.
"Yang saya lihat elite sedang membangun tren agar menyatu, bahkan Pak Jusuf Kalla saya dengar sebagai konsolidator, yang akan menyatukan. Tetapi apakah grassroot bisa menyatu ini menjadi pertanyaan," pungkas Ali.
Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diketahui Jika Pilpres 2 Putaran: Jadwal Lengkap hingga Syaratnya
Sebelumnya, Presiden PKS Ahmad Syaikhu bicara soal terbukanya peluang kerja sama politik dengan pasangan lain di Pilpres 2024, termasuk dengan PDIP .
Seperti diketahui, PDIP mengusung Ganjar-Mahfud di pesta demokrasi lima tahunan itu.
Sementara PKS merupakan pengusung Anies-Muhaimin (AMIN) di Koalisi Perubahan.
Terkait hal itu, Syaikhu mengatakan pihaknya terbuka untuk membangun koalisi jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran.
Syaikhu mengatakan sejauh ini komunikasi PKS dengan partai lain terbangun dengan baik.
"Saya terbuka pada semua kalangan karena kita enggak tahu apakah kita masuk (putaran kedua). Mudah-mudahan itu harapannya," ujar Syaikhu usai menghadiri haul ke-45 Kyai Bisri Syansuri di Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Sabtu (13/1/2024).
Ahmad Syaikhu menjelaskan dirinya pernah bertemu dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di sebuah acara yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Menurutnya, dalam pertemuan itu ada sejumlah pembicaraan politik dan situasi nasional yang terjadi.
Dalam pertemuan tersebut, Hasto menerima dengan hangat, walaupun PKS dan PDI-P berbeda pilihan dalam Pilpres 2024.
"Saya kira dalam perpolitikan menurut saya hal-hal seperti ini perlu ditunjukkan dengan kedewasaan," ujar Syaikhu, dikutip dari Kompas.com.