News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Strategi Anies, Prabowo, dan Ganjar soal Utang Luar Negeri Indonesia, Kini Melonjak Jadi Rp 6.237 T

Penulis: Rifqah
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut beragam kritikan yang diutarakan capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo dalam kampanye Pilpres 2024. - Inilah strategi masing-masing capres 2024 mengenai utang luar negeri (ULN) Indonesia, kini tercatat melonjak Jadi Rp 6.237 Triliun.

"Kita sangat dihormati, kita tidak pernah gagal bayar utang, mereka sangat hormat dengan Indonesia," kata dia.

Menurut Prabowo, rasio perbandingan utang luar negeri dengan Produk Domestik Bruto (PDB), terendah di dunia.

Ia pun menjelaskan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar mendapatkan keuntungan dan posisi tawar yang lebih.

Di antaranya dengan manajemen yang prudent, pengelolaan yang baik, serta strategi ekonomi yang tepat terutama dengan hilirisasi.

"Dengan manajemen yang prudent, pengelolaan yang baik dengan strategi ekonomi yang tepat, terutama dengan hilirisasi. Di mana kita bisa mendapatkan keuntungan bangsa, ini memperkuat posisi tawar kita," ungkapnya.

Selain itu, menurut Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut, negara juga harus mempunyai pertahanan yang kuat.

Supaya tidak bisa diintervensi dengan mengamankan kekayaan.

"Saya sangat optimis, tapi kita harus punya kekuasaan pertahanan yang kuat, supaya tidak bisa diintervensi tidak bisa digertak tidak bisa diintimidasi."

"Kita dihormati, kita akan amankan kekayaan, kita amankan ekonomi, kita amankan pembangunan menuju Indonesia makmur, Indonesia kaya," tutur Prabowo.

Ganjar Tak Mau Utang untuk Sesuatu yang Usang

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyatakan, tak mau berhutang untuk sesuatu yang usang, berkaitan dengan pertahanan nasional.

Menurut Ganjar, utang-utang tersebut bisa saja mematikan, jadi harus berhati-hati.

Menurutnya hal itu bisa membuat banyak negara kolaps karena Utang.

"Utang-Utang itu memang bisa mematikan maka hati-hati kalau mau Utang. Terutama pada infrastruktur yang punya resiko tinggi kita harus hitung betul," kata Ganjar.

"Namun demikian, kalau ingin menggunakan kekuatan dalam negeri artinya wajib hukumnya kita mendorong ekonomi tumbuh 7 persen. Kemudian government berjalan dengan baik," sambungnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini