News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

3 Isu yang Diprediksi Bakal Jadi Perbincangan Sengit di Debat Cawapres Pilpres 2024

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD dalam dalam debat cawapres 2024, Jumat (22/12/2023). Ini 3 isu yang diprediksi jadi perdebatan sengit di debat cawapres kedua.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan menyelenggarakan debat Cawapres pada Minggu (21/1/2024) di JCC Senayan, Jakarta.

Dalam debat cawapres yang akan diikuti Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD itu ada enam tema yang akan dibahas.

Baca juga: Debat Keempat Pilpres 2024 Bakal Dimulai dengan Penyampaian Visi Misi dari Cak Imin

Enam tema itu adalah pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa.

Terkait enam tema debat tersebut, diprediksi ada tiga isu yang diprediksi jadi perdebatan sengit.

Berikut Tribunnews.com rangkum isu yang bakal jadi perdebatan sengit di debat cawapres mendatang.

1. Food Estate

Bicara masalah pangan, isu food estate kerap menjadi kritik yang dilontarkan paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Soal kegagalan food estate ini sebelumnya pernah disinggung oleh Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Ia menyatakan, program food estate yang dicanangkan sebagai salah satu upaya menangani permasalahan pangan telah gagal dan kini sudah dihentikan.

Pernyataan itu disampaikan Cak Imin, saat ditanyakan terkait tingginya harga bahan pokok saat ini dan bagaimana upaya dalam menanganinya.

"Food estate terbukti gagal, maka jalan cepat yang harus dilakukan adalah mengintensivikasi tanah-tanah pertanian punya rakyat, diorganisir dengan manajemen bisnis raksasa pangan nasional," kata Cak Imin saat ditemui awak media di Kawasan Jakarta Selatan, Rabu (27/9/2023).

Anies Baswedan juga mengkritik selama ini program Food Estate memiliki banyak kelemahan mulai dari memperbesar ketimpangan antara petani dan korporasi, bahkan bisamerusak ekologi.

Dan kita membuat sentral pertanian baru (food estate) yang justru berbasis korporasi. Yang mengerjakan justru korporasi-korporasi dari Jakarta. Sementara, petani-petani yang ada di seluruh Indonesia tidak mendapatkan fokus pertanian.

“Jadi, kami ingin petani di seluruh wilayah Indonesia mendapatkan perhatian. Koperasi2 diperkuat, contract farming dikerjakan sehingga mereka punya kepastian pembeli. Dan pemerintah membantu pertanian tradisional ini mengalami modernisasi, efisiensi sehingga arahnya begitu. Sehingga, pada ujungnya mereka semua bisa sejahtera,” tandasnya.

Baca juga: VIDEO Usai Blusukan di Warakas, Gibran Katakan Siap Jalani Debat Keempat Cawapres

2. Wadas

Kasus Wadas menjadi persoalan lingkungan hidup.

Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo pun meminta persoalan Wadas dibahas dalam debat cawapres kedua nanti.

Diketahui Desa Wadas yang berada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah sempat menjadi sorotan.

Hal tersebut buntut konflik warga Desa Wadas dengan pihak aparat kepolisian yang sudah terjadi sejak 2019.

Terjadinya konflik ini dilatarbelakangi penolakan Desa Wadas atas rencana pembukaan penambangan batuan andesit di Desa Wadas.

Penambangan batuan andesit tersebut dilakukan dalam rangka membangun Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo.

Penolakan dilakukan karena penambangan dikhawatirkan akan merusak 28 titik sumber mata air warga desa.

Pada 2022, bentrok terjadi antara aparat polisi dengan warga Wadas.

Adapun sejumlah warga saat itu diamankan polisi, hingga akhirnya dipulangkan kembali ke rumahnya masing-masing.

Bahkan saat itu, Ganjar yang masih menjadi Gubernur Jawa Tengah menyediakan bus untuk mengangkut warga Wadas kembali ke rumahnya masing-masing.

Baca juga: KPU Minta Moderator Debat Tertibkan Cawapres Jika Curi Bicara di Luar Kesempatannya

3. Rempang

Soal polemik sengketa tanah di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau juga diprediksi bakal menjadi sorotan di debat cawapres.

Kubu Anies-Muhaimin juga pernah menyoroti konflik agraria tersebut.

Juru bicara Anies Baswedan, Surya Tjandra menegaskan, titik berat penyelesaian konflik lahan di Rempang seharusnya lebih kepada kepedulian pemerintah terhadap masa depan warga yang tergusur.

Solusi dengan memperhatitkan keadilan bagi masyarakat Rempang, sambungnya, seharusnya lebih dikedepankan.

"Masalah Kampung Tua di Kepulauan Riau ini sudah lama kami dengar sejak masih bertugas sebagai Wakil Menteri ATR/BPN, kami mengerti keprihatinan warga hanya tampaknya belum sempat diselesaikan dengan adil," ujarnya.

Bagi aktivis dan pengacara pro bono ini, pendekatan persuasif dengan mediasi antar-pihak yang bersengketa bisa menjadi salah satu solusi yang diajukan oleh pemerintah.

Baca juga: KPU Bakal Batasi Jumlah Pengawal Pribadi saat Debat Cawapres Nanti, Disiapkan Ruang Khusus

11 Nama Panelis

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan 11 nama panelis debat kedua calon wakil presiden (cawapres) atau debat keempat peserta pemilihan umum presiden (pilpres) 2024. 

Nama-nama itu disampaikan oleh Anggota KPU RI August Mellaz di kantornya, Rabu (17/1/2024). 

“Untuk panelis kami sudah mendapatkan konfirmasi kesediaan dari 11 orang,” ujar Mellaz. 

Debat bakal kembali dilangsungkan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta pada Minggu (21/1/2024). Debat kali ini bakal mengusung tema pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, dan desa. 

Nama-nama panelis itu telah disepakati oleh masing-masing tim pasangan calon. Nantinya, para panelis itu akan dikarantina.

"Yang akan kami karantina nanti tanggal 19, hari Jumat ya," ujarnya.

Adapun berikut deretan 11 nama panelis debat kedua cawapres yang sudah ditunjuk secara resmi oleh KPU RI:

Berikut daftar 11 nama panelis debat keempat:

1. Prof. Dr. Ir. Abrar Saleng, S.H, M.H (Ahli Hukum Agraria dan Sumber Daya Alam, Universitas Hasanuddin).

2. Dr. Arie Sujito, SP M.Si, (Sosiolog Pedesaan/Dosen Fisipol UGM).

3. Prof. Dr. Arif Satria, SP. MSi (Ahli Ekologi Politik dan Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Alam, Rektor Institut Pertanian Bogor).

4. Dewi Kartika (Ahli Agraria/Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria).

5. Fabby Tumiwa (Ahli Transisi Energi/Direktur Eksekutif Institute Presedential Services Reform).

6. Prof. Dr. Ir. Haryadi Kartodihardjo, MS (Ahli Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup/Guru Besar Fakultas Kehutanaan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor).

7. Prof. Dr. Ir. Ridwan Yahya, M.Sc, (Ahli Kehutanan dan Lingkungan Hidup/Guru Besar Teknologi Hasil Hutan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu).

8. Rukka Sombolinggi, SP, M.A (Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara/Ahli Masyarakat Adat).

9. Prof. Sudharto, P. Hadi, Ph.D, (Pakar Manajemen Lingkungan/Rektor Universitas Diponegoro 2010-2015).

10. Prof. Dr. Sulistiyowati Irianto, M.A, (Guru Besar Antropologi Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia).

11. Ir. Tubagus Furqon Sofhani, M.A, Ph.D (Ahli Perencanaan Wilayah dan Perdesaan Institute Teknologi Bandung).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini