News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Lumbung Pangan Merata di Tahun 2045: Prabowo-Gibran Tidak Ingin Bertumpu pada Pulau Jawa

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara TKN Prabowo-Gibran Irma Hutabarat bersama capres dan cawapres Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka dalam acara 'PAKU Integritas, Penguatan Antikorupsi'

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Irma Hutabarat menyatakan lumbung pangan atau food estate penting untuk mengantisipasi krisis pangan.

Masyarakat Indonesia, menurut Irma, yang mayoritas mengonsumsi tempe dan tahu membutuhkan bahan baku kedelai.

“Tetapi tingginya konsumsi itu membuar kita masih harus impor,” kata Irma di Studio Podcast Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Baca juga: Selain Doa, Prabowo Unggah Foto Kebersamaan Megawati Soekarnoputri saat Duet Pilpres 2009 di Ig

Selain itu, lumbung pangan juga menciptkaan pemerataan distribusi.

Selama ini, produksi pangan seperti beras hanya berfokus di Pulau Jawa.

“Penghasil padi belum merata di Indonesia sehingga hanya Jawa saja yang hijau sebagai lumbung padi,” urainya.

Irma menegaskan dengan adanya lumbung pangan maka akan tercipta distibusi ke area lainnya seperti Kalimantan, Sumatera, dan Papua.

Artinya keberadaan lumbung pangan bisa menjadi ketahanan di seluruh area tanah air.

“Itu untuk masalah domestik belum lagi masalah global apabila sesuatu terjadi yang menyebabkan harga-harga naik,” ucap Irma.

Alasan lain food estate diperlukan untuk mengantisipasi ketegangan geopolitik seperti perang di Ukraina di mana masyarakat Eropa merasakan sekali kenaikan harga gandum dan minyak.

Menurutnya, hal ini jangan dampai bercampak besar pada masyarakat Indonesia yang sangat bergantung pada bahan baku gandum dan kedelai.

“Kalau kita terkena dampak misalkan sesuatu terjadi di Vietnam atau di Thailand maka itu akan mengguncang lebih buruk lagi ketahanan pangan kita,” imbuh dia.

Baca juga: Mahfud MD Ternyata Sudah Lempar Isyarat Mundur dari Menko Polhukam saat Debat Cawapres

Irma menegaskan bahwa food estate tidak hanya berfokus pada memperluas lahan tetapi bagaimana cara mendistribusikan pangan secara merata.

Dia menilai sudah saat ini penghasil pangan tidak lagi hanya bertumpu pada Pulau Jawa.

“Food estate adalah masalah yang paling mendasar bagaimana kita memenuhi ketahanan pangan sendiri,” ucapnya.

Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berkomitmen untuk melanjutkan program pemerintah yang baru berjalan ini.

Masih ada waktu cukup panjang, imbuh Irma, menuju Indonesia Emas 2045 untuk menciptakan ketahanan pangan nasional.

“Yang kami ingin garis bawahi bahwa Prabowo-Gibran akan melanjutkan program yang ada, tidak ada program yang sempurna tentu saja tetapi program itu tidak salah kalau kita ingin kembali swasembada pangan,” tukasnya.

Dia meyakini lumbung pangan yang tidak lagi tersentralisasi di Pulau Jawa bertujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Irma juga menambahkan proyek strategis nasional lainnya yakni hilirisasi tidak akan dilakukan tanpa adanya pengkajian mendalam.

Hal itu menanggapi paparan calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, dalam acara Debat Keempat Calon Wakil Presiden Pemilu Tahun 2024, Minggu (21/1/2024)

“Yang dikemukakan oleh Mas Gibran bahwa Indonesia sangat kaya sekali sehingga kita tidka boleh lagi mengirim bahan mentah, intinya itu,” kata Irma.

Menurutnya, hilirisasi tersebut tentu dilaksanakan berdasarkan proses pengkajian.

“Memang masih banyak kekurangan tetapi itulah yang akan diperbaiki tetapi kalau kita kita tiba-tiba perubahan tidak melihat ada kebaikan sama sekali,” urainya.

Panen Jagung Gunung Mas

Cawapres 02 Gibran Rakabuming mengatakan food estate tidak bisa langsung dihakimi secara cepat hanya dalam sekali hingga tiga kali panen.

Gibran menyebut diperlukan waktu agar food estate bisa terlihat hasilnya terutama bagi petani.

"Panen pertama, kedua, ketiga, itu pasti tidak pernah 100 persen. Ini yang petani pasti paham," katanya dalam acara debat calon wakil presiden 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Putra sulung Presiden Joko Widodo itu mengatakan, baru nanti saat panen keenam, ketujuh, kedelapan akan dirasakan.

Ia pun mengakui jika ada food estate yang gagal.

Namun, yang berhasil juga ada.

Gibran mencontohkan keberhasilan food estate di Gunung Mas, Kalimantan Tengah (Kalteng).

"Saya tegaskan sekali lagi. Memang ada yang gagal, tapi ada yang berhasil juga, yang sudah panen. Misalnya di Gunung Mas, Kalteng. Itu sudah panen jagung (dan) singkong itu, Pak. Cek saja nanti datanya," ujarnya.

Gibran kemudian menyebut bahwa narasi mengenai food estate yang diberikan kepada masyarakat jangan dibungkus dengan ketakutan.

Ia paham bahwa pasangan calon nomor urut 1 dan nomor urut 3 kompak mengatakan food estate adalah program gagal.

Namun, jangan sampai warga diberi berbagai narasi yang menakutkan. Narasi yang dibagikan harus dibalut dengan optimisme.

"Intinya adalah warga jangan diberikan narasi-narasi yang menakutkan. Kita harus optimis. Bapak-bapak ini adalah calon-calon pemimpin, harus optimis. Jangan memberikan narasi-narasi yang menakutkan kepada warga dan masyarakat," ujar Gibran. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini