TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo berjanji memperjuangkan land reform atau reformasi agraria ketika berdialog dengan kalangan petani sawit dan karet di Kalimantan Barat (Kalbar), jika dirinya terpilih memimpin Indonesia pada Pemilu Presiden 2024.
Dalam kesempatan tersebut, para petani sawit dan karet yang mendukung pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud berharap agar legalitas tanah bisa segera diselesaikan.
“Asosiasi petani sawit menyampaikan kepada saya, ada tiga hal yang saya catat baik-baik. Pertama terkait dengan tanah, landreform, mereka berharap agar legalitas tanah bisa segera diselesaikan, itu harapan mereka,” kata Ganjar dalam orasinya di Hajatan Rakyat Pontianak, Rabu (31/1/2024).
Pada kesempatan yang sama, mantan anggota DPR RI dari Fraksi PDIP itu pun mendapatkan aduan mengenai harga sawit di Kalimantan yang naik turun, termasuk karet. Harganya dinilai tidak terkontrol.
Ganjar menilai, masalah ini terjadi karena ongkos transportasi yang mahal. Sebab, lanjut dia, infrastrukturnya masih buruk. Dengan demikian, kata dia, peningkatan infrastruktur di level desa dan wilayah pertanian serta perkebunan menjadi penting.
“Itulah infrastruktur yang harus menjadi perhatian kita hari ini, agar petani dan pekebun punya harkat dan martabat yang baik. Sehingga produksinya mendapatkan harga yang terbaik juga,” tegasnya.
Dengan infrastruktur jalan yang baik, menurutnya biaya transportasi akan murah yang memungkinkan harga jual ikut stabil. Sehingga petani sawit dan petani karet mendapatkan hal yang baik.
"Biarkan PR (pekerjaan rumah) itu, Ganjar-Mahfud dan tim yang Insya Allah akan menyelesaikannya,” tegasnya.
Baca juga: Prabowo Target Ambisius Pertumbuhan Ekonomi RI Minimal 8 Persen, Pede Bisa 2 Digit
Harapan selanjutnya dari petani, kata Ganjar dalam orasinya, adalah mengenai proses produksi. Yaitu terkait stabilitas ketersediaan pupuk dan tandan buah segar (TBS). Ganjar menegaskan, hal ini perlu diperhatikan agar Indonesia sebagai produsen sawit terbesar secara global bisa menjadi juara dunia.
Karena stabilitas ketersediaan pupuk dan TBS akan berpengaruh pada harga dan pasokan yang kompetitif. Oleh karena itu Ganjar menilai terkait ini perlu ada pengawasan langsung dari presiden.
Baca juga: Di Madura, Anies Tegaskan Kembali Misi Perubahan untuk Rakyat
“Harapan ketiga, karena sawit adalah produk unggulan Indonesia, maka pengelolaan sawit harus ada dewan sawit langsung di bawah presiden. Agar kita menjadi pemain kelas global dan bisa ikut menentukan,” kata Ganjar menekankan.(*)