TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ucapan politisi PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka tidak bisa kerja, menuai pro dan kontra.
Sejumlah pihak buka suara menanggapi pernyataan Ahok.
Dikutip dari media sosial ketika Ahok menyebut Jokowi tidak bisa kerja ketika menjadi Presiden dan menuding Gibran juga tidak bisa kerja selama menjadi Wali Kota Solo.
Awalnya, dalam video tersebut, Ahok tengah menjawab pertanyaan peserta yang hadir dalam acara yang berlatarbelakang spanduk bergambar paslon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Lantas, Ahok mengungkit adik perempuannya tidak ingin memilih Ganjar dan lebih ingin memilih Prabowo.
Sosok yang juga mantan Bupati Belitung Timur itu lalu mengatakan bahwa dalam soal memilih Presiden, maka dia enggan untuk memilih yang tidak sehat, emosional, dan tidak terbukti bisa kerja.
“Persoalan memilih presiden, kita tidak mau pilih yang sudah tidak sehat, kita tidak mau milih orang yang emosional, dan memilih orang yang terbukti tidak bisa kerja,” ujar Ahok dalam video tersebut.
“Dan lagipula, kita khawatir kalau tiba-tiba Gibran yang naik,” sambungnya.
Kemudian, Ahok pun menyebut tidak menemukan bukti Jokowi bisa bekerja sebagai Presiden dan Gibran bisa kerja selama menjadi Wali Kota Solo.
“Sekarang saya mau tanya, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama Wali Kota? Terus ibu kira, Pak Jokowi juga bisa kerja?” tanya Ahok kepada peserta yang hadir tersebut.
Luhut sindir Ahok
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung soal orang yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak bisa bekerja.
Awalnya, Luhut memamerkan pencapaian F1 Powerboat 2023 berhasil memberikan dampak ekonomi sebesar Rp 1,68 triliun dan mendatangkan 100 ribu wisatawan.
Dia bilang, pemegang lisensi F1 Powerboat juga memuji acara yang digelar di Balige, Kabupaten Toba, Sumatera Utara ini. Hingga kini, Luhut masih tak menyangka Tanah Batak bisa memiliki acara seperti F1 Powerboat.
"Waktu acara itu hampir selesai, pemilik license bilang sama saya, 'Penyelenggaraan ini betul-betul hebat.' Selamat kepada InJourney, Doni (Direktur Utama InJourney), yang saya kira sudah bekerja luar biasa dengan tim," kata Luhut dalam konferensi pers di kantor Kemenkomarves, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2024).
"Saya kira orang batak enggak pernah membayangkan, ya maaf kalau saya straight forward, bahwa akan terjadi seperti ini di Tanah Batak," lanjutnya.
Luhut kemudian menyinggung orang yang mengatakan Jokowi tak bisa bekerja.
Menurut dia, keberhasilan F1 Powerboat 2023 tak lepas dari kepemimpinan Jokowi. Luhut menyebut orang yang menyinggung Presiden tak bisa bekerja, harus melihat langsung dengan kepalanya sendiri akan keberhasilan F1 Powerboat 2023.
Baca juga: Kisah Ahok Dituding Jadi Kuda Putih Jokowi, Meski Dukung Ganjar-Mahfud Tapi Tetap Loyal ke Presiden
"Jadi saya pikir itu (keberhasilan F1 Powerboat 2023) terjadi karena kita semua dan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Jadi kalau ada orang bilang Pak Jokowi enggak bisa kerja, lihat dengan kepalanya ini," ujarnya.
Jusuf Kalla tak sepakat ucapan Ahok
Sementara itu Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI, Jusuf Kalla, berbeda pendapat dari pernyataan mantan Ahok.
“Orang kerja itu macam-macam, yang paling hebat Jokowi kerjanya itu blusukan,” ujar Kalla di kediamannya, Jalan Brawijaya Raya Nomor 6, Jakarta Selatan, Rabu (7/2/2024).
Menurut dia, tak ada presiden di Indonesia yang memiliki kemampuan seperti Jokowi untuk blusukan.
Ia menyebutkan, blusukan itu membuat Jokowi sangat hafal dengan harga-harga bahan pokok di pasar.
“Saya kira enggak ada presiden yang bisa seperti sekarang, tempo hari ke pasar. Saya lihat dia (Jokowi) sering kali ke pasar dan bisa tahu harga dengan benar,” ucap dia.
Meski begitu, Kalla juga menyinggung bahwa langkah Jokowi ke pasar tak perlu harus selalu dilakukan.
Ia mencontohkan,dirinya bisa tetap mengetahui harga kebutuhan pokok tanpa harus turun langsung menyambangi pasar.
“Saya suruh pembantu saya beli (bahan pokok untuk mengecek harga), enggak perlu kita ke pasar tiap hari,” ucap dia.
“Semua bisa kerja, tapi hasilnya berbeda,” kata Kalla.
Komentar Sekretaris TKN Prabowo-Gibran
Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, enggan menanggapi pernyataan Ahok.
Nusron mengatakan pihak Prabowo-Gibran tidak menginginkan kegaduhan akibat pernyataan Ahok tersebut. Sebaliknya, pernyataan Ahok memang sudah bikin gaduh sejak dulu.
“Ahok itu tidak usah ditanggapi. Karena omongan Ahok selalu bikin gaduh saja dari dulu," kata Nusron saat dikonfirmasi, Rabu (7/1/2024).
Nusron menyesalkan Ahok tidak pernah belajar dari kegaduhan yang disebabkan pernyataan-pernyataannya. Apalagi sebelumnya, ia juga pernah membela sewaktu Ahok terkena masalah hukum.
“Saya ini dulu yang membela Ahok. Dulu saya belain karena anggap Ahok ini aset bangsa. Namun ternyata sekarang jadi beban masyarakat atas masa lalunya. Sayangnya Ahok tidak belajar, mungkin memang hobinya bikin keresahan masyarakat," katanya.
Nusron menduga Ahok melakukan kesalahan yang sama dengan yang dilakukan pada tahun 2016 lalu. Bahkan, ia menduga Ahok memiliki penyakit Megalomania atau orang yang merasa paling hebat sedunia.
“Yaa standar Pak Ahok. Saya kan dulu timnya. Jadi paham. Dari dulu memang suka buat gaduh. Kadang malah dia ga tahu apa yang dia katakan. Lupa habis itu," katanya.
"Mungkin juga kena penyakit Megalomania, jadi merasa paling hebat sedunia. Saking hebatnya pernah membuat guncang dan gaduh Indonesia dengan isu pelecahan Al Qur'an. Dulu saya bela, tapi ya memang dia begitu," sambungnya.
Baca juga: Hari Ini, Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud Sibuk Kampanye, Prabowo-Gibran Hadiri Konser Musik
Nusron justru mensyukuri hari ini bahwa tim Prabowo-Gibran tidak perlu terbebani dengan pertengkaran politik yang membuat resah masyarakat di masa lalu.
“Kalau kita bicara membela Ahok dulu, kita justru bersyukur bahwa saat ini pihak yang berseteru tidak ada dalam Prabowo Gibran. Pihak yang bertanding saat itu, baik Pak Anies maupun Ahok ada di kubu masing-masing," jelasnya.
Lebih lanjut, Nusron menegaskan Prabowo-Gibran adalah pasangan yang mengusung persatuan nasional dan tidak mau terlibat dengan kegaduhan yang meresahkan masyarakat.
“Kita ini mengusung politik merangkul, dilambangkan oleh persatuan dua tokoh yang sebelumnya berlaga di Pilpres sebelumnya, yaitu Pak Prabowo dan Pak Jokowi. Kami tidak ingin kegaduhan, jadi biarkan saja Ahok mau bicara apa.” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sujatmiko memberi sindiran terhadap Ahok yang menyebut Presiden Jokowi tidak bisa kerja.
Menurut Budiman Sujatmiko, Ahok lupa terhadap jasa Presiden Jokowi yang ikut andil menjadikannya seorang tokoh.
"Kalau dianggap Pak Jokowi tidak bisa kerja, saya kira Pak Ahok lupa bahwa dia menjadi tokoh itu sebagian karena kerja Pak Jokowi," ujar Budiman Sujatmiko di Medan, Rabu (7/2/2024).
Ia juga menyebut Ahok mesti bertanya terhadap hati nuraninya terkait pernyataannya yang mempertanyakan kinerja Jokowi.
"Pak Jokowi pernah mendampingi Pak Ahok sebagai gubernur. Saya kira Pak Ahok tidak perlu bertanya pada orang tuanya, tidak perlu bertanya pada pendetanya, tidak perlu bertanya pada kakaknya, adeknya, dia hanya perlu bertanya pada hati nurani sendiri," katanya. (*)