TRIBUNNEWS.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) tak lagi menampilkan grafik perolehan suara Pemilu 2024 dalam real count atau Sistem Rekapitulasi Suara (Sirekap) sejak Selasa (5/3/2024) malam.
Hal ini lantas mendapatkan respons dari sejumlah pihak, di antaranya PDIP dan Partai NasDem.
Andreas Hugo Pareira yang merupakan Anggota Komisi X DPR RI fraksi PDIP mengusulkan supaya dilakukan audit forensik terhadap Sirekap.
"Makanya itu, perlu ada audit forensik terhadap hubungan IT ini. Kenapa? Karena ini menjadi isu dan polemik," kata Andreas di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2024).
Andreas menyebut masyarakat sangat berharap dengan Sirekap yang notabene memiliki pembiayaan yang cukup besar.
Oleh sebab itu, mestinya Sirekap dengan mudah mengontrol proses perhitungan di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) karena rekapitulasinya cepat.
"Tapi ini kan justru terbalik. PPK sekarang sudah jalan," ujar pria berusia 59 tahun itu.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan saat ini rekapitulasi di tingkat daerah hampir keseluruhan selesai sedangkan Sirekap belum mencapai 100 persen.
"Kalau misalkan sekarang, saya sudah tahu ini penghitungan suara untuk kami. Sementara di Sirekap masih jauh, baru 60 persenan."
"Sementara di penghitungan di tingkat provinsi sekarang sudah 100 persen," ucap Andreas.
Sementara itu, Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni, percaya menghilangnya grafik perolehan suara Pemilu 2024 tersebut karena adanya permasalahan dalam penghitungan suara.
Baca juga: Polemik Hilangnya Grafik Perolehan Suara di Sirekap KPU, Bawaslu hingga Pengamat Beri Kritik
"Ya karena banyak masalah," jelas Sahroni kepada awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Senada dengan Andreas, Sahroni menyarankan kepada KPU untuk segera melakukan audit forensik terhadap Sirekap.
Ia menilai audit penting dilakukan supaya KPU memiliki bukti demi menjaga kepercayaan publik.