News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Caleg-caleg yang Diuntungkan Jika PSI Gagal Lolos ke Senayan, Siapa Saja Mereka?

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Jika tiga caleg ini tak lolos ke Senayan karena suara partai yang rendah, maka sudah ada tiga nama yang siap menggantikan caleg PSI sebagai posisi di bawah tiga caleg ini.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah Caleg partai politik lain bakal diuntungkan jika Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tidak dapat menembus ambang batas parlemen/parliamentary threshold (PT) 4 persen pada Pemilu 2024.

Seperti diketahui, hingga menjelang pengumuman hasil Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (20/3/2024) ini, PSI baru memperoleh 2,79 persen suara.

Baca juga: Detik-detik Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024, Caleg PPP dan PSI Terancam Tak Lolos ke Senayan

PSI butuh keajaiban untuk menambah 1,21 persen suara agar lolos ke Senayan.

Ada pun tiga caleg PSI yang berpotensi lolos ke Senayan dengan perolehan suara terbanyak yakni Grace Natalie, Isyana Bagoes Oka, dan Ade Armando.

Jika tiga caleg ini tak lolos ke Senayan karena suara partai yang rendah, maka sudah ada tiga nama yang siap menggantikan caleg PSI sebagai posisi di bawah tiga caleg ini. Siapa saja mereka?

1. Darmadi Durianto

Darmadi berpeluang naik menggantikan Grace Natalie di Dapil III meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.

Di dapil itu, Grace yang maju dengan nomor urut 1 menjadi caleg PSI dengan Raihan suara terbanyak yakni 193.556. Sementara, Darmadi yang saat ini juga merupakan anggota DPR RI itu sukses meraup 95.533 suara.

Sosok Darmadi Durianto

Darmadi meraih gelar sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi Unika Atma Jaya, Jakarta pada 1989 dan gelar MBA dari Universitas Manila, Filipina pada 1993.

Selain aktif sebagai pengajar program Magister Manajemen (MM) IBII serta Unika Atma Jaya untuk mata kuliah Pemasaran, Strategic Marketing, Internasional Marketing, Advertising, dan Perilaku Konsumen, ia juga menjadi konsultan pemasaran di beberapa perusahaan nasional maupun multinasional.

Belakangan ini, namanya diperhitungkan sebagai konsultan pemasaran yang handal. Ia sering menjadi narasumber dan menulis di majalah SWA, talk show di radio Trijaya FM, dan stasiun Indovision serta memberikan seminar dan pelatihan tentang marketing di berbagai daerah. Pengalaman bisnis dimulai dari level supervisor sampai ke top level di berbagai perusahaan. Saat ini, ia menjabat sebagai Marketing Director PT. Hasbumindo Internasional serta menjalankan Infinity Consulting.

Dari hobinya terhadap politik ia mulai menemui jaringan di kampus tempatnya mengajar[8] dan akhirnya bersahabat dengan aktivis PDIP.

Pada Pileg tahun 2014 lalu Darmadi Durianto terpilih sebagai anggota DPR RI[9] dengan memperoleh 52.861 suara. Saat ini Darmadi Durianto bertugas di Komisi VI DPR RI membidangi urusan BUMN, Perdagangan, Perindustrian dan UKM koperasi.

Baca juga: KPU Kurangi Suara PSI di Provinsi Papua Barat Daya Dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Suara Nasional

2. Marinus Gea

Marinus Gea merupakan caleg PDIP yang bisa menggantikan caleg PSI Isyana Bagoes Oka di Pemilihan Legislatif.

Isyana Bagoes Oka dan Marinus Gea maju di Dapil Tangerang Raya/Banten III (Kota dan Kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan).

Di dapil Banten III itu, PSI berhasil mendapatkan 203.079 suara.

Isyana sendiri menjadi caleg PSI dapil Banten III dengan raihan suara terbanyak yakni 78.140 coblosan.

Sedangkan, Marianus memperoleh 74.909 suara dari dapil Banten III.

Dalam Daftar Calon Sementara (DCS) yang dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Marinus Gea menempati posisi kedua setelah Rano Karno.

Marinus Gea merupakan politisi berpengalaman yang sebelumnya telah dua kali menjabat sebagai anggota DPR RI dari Dapil Banten III.

Ia pertama kali terpilih pada tahun 2014 dan berhasil mempertahankan posisinya dalam dua periode berturut-turut.

Marinus Gea memiliki hubungan yang erat dengan berbagai tokoh di partainya, termasuk bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.

Setelah menyelesaikan pendidikan formal SMEA Swasta Gunungsitoli dari tahun 1989 hingga 1992, Marinus Gea meraih gelar S-1 dalam bidang Akuntansi dari Universitas Mercu Buana pada periode 2004–2012.

Tak berhenti di situ, ia juga melanjutkan pendidikannya hingga meraih gelar S-2 dalam Akuntansi Perpajakan dari Universitas Mercu Buana pada tahun 2012–2014, bahkan sekarang ia sedang menyelesaikan program S3 atau gelar Doktor di Universitas Sumatera Utara.

Marinus Gea terus mendedikasikan dirinya dalam bidang politik dengan konsistensinya sebagai anggota DPR-RI.

Kontribusi dan komitmen Marinus Gea dalam mengabdi untuk masyarakat terus tergambar dalam perannya di berbagai komisi DPR-RI.

Pendidikan formal yang ia tempuh untuk memperkaya pengetahuan dan kemampuannya dalam bidang yang ia geluti.

Baca juga: Viral Ketua KPU Dapat Kue Ulang Tahun & Rayakan Bersama Elite PSI, Hasyim Asyari Ngaku Beli Sendiri

3. Kurniasih Mufidayati

Nasib sama dialami Ade Armando caleg PSI yang kemungkinan gagal ke senayan.

Pakar ilmu komunikasi yang menjadi pendukung setia Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini maju sebagai caleg PSI di daerah pemilihan (dapil) Jakarta II yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan luar negeri.

Di dapil Jakarta II, PSI berhasil meraup 183.386 kursi, jauh lebih banyak ketimbang Partai Nasdem (127.846) dan Partai Demokrat (148.430).

Kemudian, Ade Armando yang maju dengan nomor urut 1 menjadi caleg PSI dengan raihan suara terbanyak yakni 72.245, jauh lebih banyak dari nama mentereng seperti Masinton Pasaribu yang hanya mendapatkan 50.992 suara.

Namun, jika PSI gagal lolos ambang batas parlemen, maka otomatis sebanyak apa pun raihan suara PSI di dapil tersebut tidak akan dikonversi menjadi kursi DPR. Jika hal itu terjadi, di atas kertas, jatah PSI dan Ade Armando akan jatuh ke tangan caleg dengan suara terbanyak kedua dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Kurniasih Mufidayati.

Kurniasih yang saat ini juga merupakan anggota DPR RI sukses meraup 56.982 suara di dapil Jakarta II.

Jika PSI Lolos, Ade Armando Dapat Jatah Kursi di DPR

Calon anggota legislatif (caleg) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando, berpotensi mendapatkan satu kursi DPR RI jika partai berlogo mawar itu lolos ambang batas parlemen/parliamentary threshold 4 persen.

Ade, mantan pengajar di Universitas Indonesia itu maju sebagai caleg PSI di daerah pemilihan (dapil) Jakarta II yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan luar negeri.

Ade meraup 183.386 kursi, jauh lebih banyak ketimbang Partai Nasdem (127.846) dan Demokrat (148.430).

Ia maju dengan nomor urut 1 menjadi caleg PSI dengan raihan suara terbanyak yakni 72.245. Jauh lebih tinggi dari nama beken seperti caleg PDIP, Masinton Pasaribu yang hanya mendapatkan 50.992 suara. 

Namun, jika PSI gagal lolos ambang batas parlemen, maka otomatis sebanyak apapun raihan suara PSI di dapil tersebut tidak akan dikonversi menjadi kursi DPR.

Jika hal itu terjadi, di atas kertas, jatah PSI dan Ade akan jatuh ke tangan caleg dengan suara terbanyak kedua dari PKS, Kurniasih Mufidayati.

Kurniasih yang saat ini juga merupakan anggota DPR RI itu sukses meraup 56.982 suara di dapil Jakarta II.

(Tribunnews.com/TribunMedan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini