Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum DPP Persaudaraan Pemuda Etnisitas Nusantara (Persaudaraan PENA) Achmad Suhawi angkat bicara perihal catatan Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) terkait dengan figur kabinet pada pemerintahan Prabowo-Gibran.
Dia menilai catatan dari Luhut Binsar Pandjaitan sangat penting untuk dicermati dan disoroti.
Di mana, kata dia, orang-orang toxic dan figur yang menolak digitalisasi adalah catatan penting yang bisa menghambat program strategis dari Pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan Indonesia Maju.
Baca juga: Masinton PDIP Sebut Gibran Gimik soal Rencana Konsultasi Megawati Susun Kabinet
Achmad Suhawi berpandangan bahwa digitalisasi merupakan keniscayaan global yang tidak mungkin dihindari bila Indonesia hendak menjadi negara maju.
"Kita sebagai bangsa harus merebut peluang yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi, khususnya dengan sarana informasi telekomunikasi (digitalisasi) yang ada saat ini," katanya.
Untuk melakukan itu, dia menilai semua pihak memerlukan kesepahaman bersama diantara kabinet sebagai pembantu Prabowo Subianto yang notabene Presiden RI terpilih 2024-2029.
Menurutnya, figur yang patut diprioritaskan masuk kabinet adalah orang-orang yang berkompeten dan berintegritas, terutama dari kalangan parpol pendukung dan relawan.
"Artinya figur yang telah turut mendukung kemenangan Prabowo - Gibran perlu mendapat tempat prioritas. Jadi bukan mereka-mereka yang menjadi pemain tikungan, ambil kesempatan setelah menang yang mampu tampil dengan seribu muka," katanya.