Hasilnya Ridwan Kamil memperoleh (30,5 persen), Anies Baswedan (29,0 persen), Heru Budi Hartono (7,0 persen), Ahmad Sahroni (6,8 persen), Tri Rismaharini (4,0 persen), Ahmad Riza Patria (2,8 persen), Kaesang Pangarep (2,0 persen).
Erwin Aksa (1,8 persen), Abdullah Azwar Anas (1,5 persen), Mardani Ali Sera (1,3 persen), Bima Arya (0,5 persen), Ahmed Zaki Iskandar (0,3 persen), Airin Rachmi Diany (0,3 persen), Bahlil Lahadalia (0,3 persen), dan Hendrar Prihadi (0,3 persen).
Sementara yang tidak tahu/tidak jawab 12,0 persen.
"Terkait simulasi 10 nama bakal Calon Gubernur DKI Jakarta 2024. Ridwan Kamil (39,3 persen), Heru Budi Hartono (9,7 persen), Ahmad Sahroni (9,5 persen), Tri Rismaharini (5,5 persen), Ahmad Riza Patria (4,5 persen), Kaesang Pangarep (3,5 persen), Mardani Ali Sera (3,3 persen), Ahmed Zaki Iskandar (2,0 persen), Bahlil Lahadalia (2,0 persen), dan Bima Arya (2,0 persen)," sambungnya.
Ali menuturkan, pihaknya mencatat sebanyak 59,0 persen warga DKI Jakarta mengaku masih mungkin mengubah pilihan (swing voters) terkait Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2024, sementara yang mengatakan tidak akan berubah (strong voters) 32,3 persen dan yang tidak tahu atau tidak jawab 8,8 persen.
Dalam survei ini, ASI juga mencatat tren yang paling mempengaruhi pilihan Calon Gubernur DKI Jakarta 2024.
Pertama melihat Kinerja dan Pengalaman Kandidat (37,3 persen) adalah latar belakang yang paling banyak dipilih, disusul Visi-Misi dan Program Kandidat (19,3 persen), Kedua karakter Personal Kandidat (13,5 persen), Agama yang Dianut Kandidat (12,5 persen), dan Kualitas/Kompetensi Kandidat (8,0 persen), kemudian 3,5 persen tidak tahu atau tidak menjawab.
Ridwan Kamil
Sementara mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil akan menyampaikan keputusannya apakah ikut Pilkada Jakarta dalam waktu satu hingga dua bulan ke depan.
Dalam waktu tersebut, Ridwan Kamil akan memutuskan apakah maju di Pilkada Jakarta atau tetap di Pilkada Jawa Barat.
”Kalau sekarang itu masih menghitung survei, masih membahas dengan partai-partai, masih terlalu awal. Mungkin sebulan, dua bulan lagi kepastian saya ke Jakarta atau saya di Jawa Barat disampaikan,” kata Emil dalam keterangannya, Kamis (2/5/2024).
Wakil ketua umum Partai Golkar ini mengaku tidak ingin terburu-buru karena masih ada waktu untuk menimbang dan memperhitungkan banyak hal.
Di satu sisi, Emil merasa peluang dirinya maju di Jawa Barat sangat bagus, karena ia merupakan petahana. Akan tetapi, hasil survei calon gubernur di Jakarta juga menempatkan mantan wali kota Bandung itu di posisi teratas.
”Sehingga saya harus konsultasi dulu ke semua pihak. Khususnya kepada para pimpinan partai,” ujar Emil.
Emil pun mengaku belum ada persiapan yang akan dilakukan untuk menghadapi pilkada karena keputusannya baru diambil dalam hitungan bulan ke depan.