Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengingatkan Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, yang ingin melakukan rekonsiliasi setiap pihak yang sudah bersaing dalam Pilpres 2024 lalu.
Rekonsiliasi disebut akan berbeda arti jika seluruh pihak berada dalam satu posisi yang sama.
"Justru ketika semuanya meloncat jadi satu perahu jadi demokrasi yang lucu Indonesia," kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera kepada wartawan, Selasa (21/5/2024).
Mardani sendiri menyambut baik rencana rekonsiliasi ala Bamsoet.
"Rekonsiliasi adalah sebuah proses dan tidak bermakna semuanya bergabung menjadi koalisi karena koalisi dan oposisi dan masing-masing dalam kerangka rekonsiliasi boleh," pungkasnya.
Baca juga: PAN Singgung Parpol yang Baru Gabung Koalisi Ngotot Dapat Jatah 3 Kursi Menteri, Sindir Siapa?
Sebelumnya, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo atau Bamsoet menggagas rekonsiliasi nasional pasca pemilihan presiden (pilpres) 2024. Nantinya, rencana ini digagas bersama politikus Gerindra, Maruarar Sirait.
Hal itu disampaikan Bamsoet saat memberikan sambutan dalam acara tribute to Bang Akbar Tandjung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (29/5/2024).
Mulanya, Bamsoet menyapa Maruarar Sirait sebagai tokoh PDIP yang kini berkarir di partai Gerindra. Dia pun menyebut Maruarar memiliki gagasan yang luar biasa.
"Maruarar Sirait ini adalah tokoh PDI Perjuangan yang sekarang sedang mengukir sejarah menjadi tokoh Gerindra. Gagasan ini gagasan yang luar biasa," kata Bamsoet.
Baca juga: Peringati 26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Minta Kekejaman Orde Baru Tak Dilupakan
Bamsoet menjelaskan salah satu gagasan yang ingin dibawa Maruarar yakni rekonsiliasi nasional pasca pilpres 2024. Ia menyatakan, koleganya itu ingin mempertemukan semua kubu yang sempat bertarung di pilpres.
"Kami bersama mas Ara juga sedang menyiapkan sebuah gagasan rekonsiliasi nasional. Bagaimana kita mempertemukan dalam suatu forum diskusi yang hangat, bicara tentang bangsa dan negara antara 01, 02 dan 03 dalam waktu dekat ini," ungkapnya.
Lebih lanjut, Bamsoet menambahkan pihaknya juga mengajak agar para aktivis nasional turut membantu dalam upaya rekonsiliasi nasional tersebut. Hal ini diperlukan karena tantangan bangsa ke depan akan semakin berat.
"Tantangan ke depan bangsa ini sangat berat, sehingga perlu kekompakkan, kegotongroyongan dan saling memahami, saling mendukung satu sama lain antara presiden terpilih Prabowo Subianto dan presiden hari ini, Jokowi dengan presiden-presiden sebelumnya menjadi satu membangun bangsa dan negara ke depan," pungkasnya.