“Saya rasa saya sendiri sudah memahami masalah Kota Medan dan saya rasa saya bisa menyelesaikan masalah itu."
"Saya melakukan tingkatan yang lebih untuk mencalonkan diri saya sebagai wali kota,” kata Bobby saat mendaftar ke PDI-P, dilansir Kompas.com pada Selasa (3/2/2019).
Bobby juga mengaku, sudah mempertimbangkan maju sebagai Wali Kota Medan sejak lama.
Saat maju Pilkada Medan 2020, Bobby dipasangkan dengan Aulia Rachman, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan.
Kala itu, pasangan Bobby-Aulia didukung oleh PDI-P, Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Lantas, ia terpilih menjadi Wali Kota Medan.
Pada Pilpres 2024, ia menyatakan dukungan ke capres dan cawapres nomor urut 2, Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 (sekarang presiden-wakil presiden terpilih).
Padahal partai yang menaungi Bobby saat itu, PDIP, mendukung paslon capres nomor urut tiga yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Diketahui, deklarasi dukungan terhadap Prabowo-Gibran dilakukan oleh Barisan Pengusaha Pejuang.
Deklarasi dukungan Barisan Pengusaha Pejuang dilakukan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat pada Rabu (8/11/2023) lalu.
Lantas, kabar menantu Jokowi itu pun mulai mencuat.
Bobby disebut melanggar kode etik dan disipilin anggota partai.
"Iya benar diberhentikan karena dianggap melanggar aturan partai. Jadi agar dia punya tanggungjawab dan tidak anggap sepele sebagai kader," kata Bendahara PDIP Medan, Boydo Panjaitan kepada Tribun Medan, Selasa (14/11/2023).
Boydo juga membantah pernyataan Bobby Nasution yang mengatakan, telah berkomunikasi dengan Sekretaris PDIP Medan soal pengembalian Kartu Tanda Anggota (KTA).