Dia menambahkan, jarak elektabilitas yang sangat tipis antara Jayadin dan Endang, menjadi sinyal yang perlu dicermati Jayadin yang notabene nya petahana.
"Jayadin sebagai petahana Wakil Bupati Kolaka dua periode masih rawan disalip oleh Endang. Apalagi pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) masih di angka 18,5%," ujarnya.
Jika dilihat dari sebaran pemilih, Jayadin-Deni unggul di pemilih laki-laki, beragama Protestan, Hindu, Gen X, Baby Boomers, serta pemilih suku Tolaki dan Toraja.
Sementara, Endang-Kadar unggul di segmen pemilih perempuan, beragama Islam, Gen Z, milenial dan pemilih suku Bugis.
"Ini akan jadi kontestasi yang menarik, karena kedua paslon punya segmen pemilih yang berbeda. Kemenangan akan tergantung sejauh mana pendekatan mereka ke masyarakat," tandasnya.
Selanjutnya, IPS juga menemukan basis dukungan kandidat di 12 kecamatan.
"Jayadin-Deni cukup kuat di Pomalaa, Wundulako, Tanggetada, Watubangga dan Samaturu. Ada pun, Endang-Kadar unggul di 5 wilayah, yakni kecamatan Kolaka, Latambaga, Baula, Toari dan Wolo," jelas Anto.
Survei juga merekam pengetahuan masyarakat terhadap pelaksanaan pilkada 27 November 2024.
"Mayoritas warga Kolaka atau sekitar 83,2% tahu jadwal pilkada dan akan ikut berpartisipasi memilih," tambahnya.
Seperti diketahui, pilkada Kolaka akan diwarnai pertarungan tiga birokrat.
Jayadin adalah bekas Wabup Kolaka, Endang Nur Abbas mantan Sekdaprov Sultra, dan Amri pernah jadi Kadis di Pembkab Kolaka.
Jayadin-Deni akan diusung PDIP dan Perindo. Endang-Kadar sudah mengantongi rekomendasi dari PKS dan potensial diusung Golkar.
Sementara, Amri-Husmaluddin dikabarkan akan menggunakan perahu Gerindra-PAN.
Calon dari PDIP