TRIBUNNEWS.COM - Politisi PDIP, Mohamad Guntur Romli, menegaskan partainya tidak bakal ikut masuk Koalisi Indonesia Maju (KIM) meski di Pilkada Jakarta 'sendirian' setelah Ridwan Kamil (RK) dan Suswono bakal dideklarasikan sebagai cagub-cawagub pada sore ini, Senin (19/8/2024).
Menurutnya, seluruh partai politik yang masuk ke KIM tidak siap berkompetisi dan berdemokrasi.
Dia menegaskan 'aksi borong partai' semacam ini menunjukkan terjadinya oligarki politik.
Guntur Romli juga menegaskan partainya tidak takut ditinggal sendirian seperti saat ini.
"Aksi borong partai itu menunjukkan tidak siap berkompetisi dan berdemokrasi. Itu hanya menunjukkan terjadinya 'oligarki politik' yang tujuannya untuk bagi-bagi kekuasaan semata di antara elit, bukan demi pelayanan pada rakyat."
"Maka PDI Perjuangan tidak akan ikut-ikutan mendukung oligarki politik semacam itu, dan kami tidak khawatir ditinggal sendirian karena tetap berkawan dengan rakyat," katanya kepada Tribunnews.com, Senin siang.
Sementara terkait Pilkada Jakarta 2024, Guntur Romli mengungkapkan partainya tetap berusaha untuk mencalonkan pasangan cagub-cawagub hingga penutupan pendaftaran ke KPU Jakarta pada 29 Agustus 2024 mendatang.
Menurutnya, dinamika politik masih bisa terjadi hingga menjelang pendaftaran cagub-cawagub Pilkada Jakarta 2024 yang bakal dibuka mulai 27 Agustus 2024 mendatang.
"Masih ada waktu sampai 29 Agustus (pendaftaran calon ke KPU Jakarta). PDI Perjuangan terus berusaha mencalonkan pasangan cagub-cawagub yang tidak mendukung rezim oligarki kekuasaan."
"Selama belum penutupan pendaftaran, segala kemungkinan masih bisa terjadi," jelasnya.
Baca juga: Deklarasi RK-Suswono Maju Pilkada Jakarta 2024 Dimajukan 3 Jam, Jadi Pukul 16.00 WIB
Guntur Romli juga menegaskan PDIP masih memiliki strategi untuk pengusungan calonnya di Pilkada Jakarta 2024.
Sehingga, sambungnya, partai berlambang banteng itu tidak bakal hanya menjadi 'penonton' di Jakarta.
Namun, soal strategi PDIP tersebut, Guntur Romli enggan untuk menjabarkan.
"PDI Perjuangan di Jakarta adalah parpol pemenangn kedua (di Pemilu 2024), tidak mungkin hanya jadi penonton."