"Sekali VC dan sampai sekarang, tidak pernah diajarin lagi," terang Bella.
Awal mengelola Gudeg Bima, Bella sempat ragu apakah bisa meneruskan bahkan mengelola sebaik sang ayah.
Dia juga sempat malu dan khawatir, orang akan mencibirnya karena lulusan sarjana berjualan gudeg.
Namun, semua itu ditepis dengan tekad, membesarkan Gudeg Bima hingga menguasai pasar gudeg di Banyumas. Bahkan, digemari di semua kalangan.
"Tidak mau Gudeg Bima seperti gudeg lain. Gudeg di Yogya terlalu manis, kalau kami, (Gudeg Bima punya cita rasa) gurih," jelasnya.
Untuk mewujudkannya, dia menerapkan strategi pemasaran lewat cara memanfaatkan media sosial.
Unggahan yang masif dan menarik, membuat Gudeg Bima mulai dikenal.
Bahkan, banyak food vlogger dan selebgram yang ikut menyebarkan kelezatan Gudeg Bima kepada para pengikut mereka, tanpa dibayar.
"Alhamdulillah, kenal semua selebgram di Purwokerto dan mau membantu aku," ujar Bella riang.
"Kami pasarkan lewat IG (Instagram), WA (Whatsapp), dan promosi dari mulut ke mulut," katanya.
Saat pandemi Covid-19 meningkat tahun lalu, pemesan Gudeg Bima justru meningkat.
Bella mengatakan, penggunaan bahan berkualitas dan rasa yang dipertahankan menjadi kunci.
Termasuk, penggunaan telur bebek dan ayam kampung sebagai ciri khas.
"Kalau telur, memang kami pakai telur bebek karena lebih enak," sebutnya.