"Dari kehidupan pribadi beliau tidak ada gangguan jiwa. Kedua keluarga sejahtera dan bahagia," kata Cyprus di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu.
Cyprus mengatakan, semasa hidup Buddy selalu menjalin hubungan sosial yang baik dan aktif dalam kegiatan gereja.
Dia menambahkan, secara ekonomi pun keluarga Buddy sejahtera karena istrinya berprofesi sebagai pengusaha, sementara anak laki-laki semata wayangnya tengah menjalani pendidikan kepolisian.
Hal itu yang membuat pihak keluarga tidak yakin bahwa Buddy melakukan bunuh diri.
"Anak cuman satu. Dari sisi kesejahteraan itu tidak mungkin kalau. Gangguan jiwa tidak mungkin karena dia sekarang dapat tugas baru Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur," ujar Cyprus.
Cyprus mengatakan, pihak keluarga besar menduga Buddy meninggal dunia akibat sebab lain.
Hal itu dikarenakan beberapa saat sebelum jasad ditemukan Buddy tewas, dia sempat menerima telepon dari seseorang.
Menurut Cyprus, AKBP Buddy Alfrits menerima telepon ketika sedang di Mapolres Metro Jakarta Timur bersama seorang keponakanya.
Ia mengajak keponakannya untuk keperluan mendekorasi ruangannya sebagai Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur.
Namun, belum diketahui sosok yang menghubungi AKBP Buddy Alfrits karena ponsel korban kini sudah diamankan.
Pihak keluarga menduga sosok tersebut orang berkedudukan.
"Jam 09.00 WIB di Polres ada orang menelepon. Anehnya (AKBP Buddy, red) berangkat naik Grab. Padahal ada mobil pribadi," ucap Cyprus.
"Kalau dia naik Grab berarti yang menelepon orang selevel, tidak di bawah," imbuhnya.
Pihak Keluarga Menduga Kematian AKBP Buddy Alfrits Towoliu Terkait Mafia Narkoba
Baca juga: Masinis Ungkap Awal Mula Ditemukan Jenazah AKBP Buddy Alfrits di Tengah Rel, Kondisinya Mengenaskan