Rumah kediaman Galih terlihat ramping. Lebarnya sekira 4 meter dengan panjang sekira 10 meter, namun tinggi karena dua lantai.
Rumah tersebut bercat hijau, mentereng di bandingkan rumah-rumah di sekitarnya.
Di beranda lantai dua rumah Galih terlihat ada bendera merah putih besar walaupun warnanya mulai pudar.
Keempat sudutnya diikat sehingga tidak berkibar.
Gerbang bangunan dua lantai tersebut terkunci tanda tak ada penghuni di dalamnya.
Warga tetangga setempat mengatakan, Galih tinggal di rumah tersebut dengan kedua orang tua dan satu orang adiknya bernama Caka.
Ayah Galih Korban PHK
A, tetangga, mengatakan Galih sudah cukkup lama tinggal di perkampungan daerah Jatimulya itu.
"Emang rumah dia (tingkat) bawahnya cuma gini doang (ruang tamu) orang cuma 40 meter (luasnya), atasnya buat tidur," kata A.
Orang tua Galih juga bukan pekerja yang mapan, bapaknya dulu sempat bekerja di sebuah perusahaan tetapi kena PHK.
"Bapaknya juga cuma kuli serabutan kadang ngecat mobil di pabrik apa gitu, kadang nganggur enggak setiap hari kerja gitu," jelas A.
Ibunya Kerja Serabutan
Sementara sang ibu, dia cukup aktif di lingkungan dengan mengikuti pengajian dan kegiatan lain.
Selain itu, ibu Galih juga membantu perekonomian keluarga dengan berkerja sebagai pengasuh anak dan kerja serabutan.