Kursi-kursi plastik yang disediakan untuk para pelayat tampak diduduki oleh beberapa sanak keluarga Sinta.
Satu di antara mereka yang duduk adalah Ni'am, ayahanda dari Sinta.
Kesedihan masih terlihat dari raut wajah Ni'am yang murung. Ia tampak gelisah menunggu kedatangan jasad putri sulungnya.
Kegelisahan itu tercermin dari gerak-geriknya yang berpindah-pindah posisi dari duduk di bangku plastik tersebut ke beberapa sudut rumah, hingga membaringkan diri di teras rumah yang lebih mirip seperti pendopo.