News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyair Saut Situmorang Dijemput Paksa Polisi karena Lontarkan Kritik

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyair Saut Situmorang (kiri) dan buku kontroversial 33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh (Kanan).

"Kalangan sastrawan Indonesia sejak dulu juga akrab dengan kritikan, bahkan kritik paling pedas sekali pun. Tapi anehnya, kritik semacam itu kini malah dituduh sebagai pencemaran nama baik," tandasnya.

Buku Kontroversial

Berdasarkan penelusuran Tribun, buku "33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh" menuai kehebohan sejak kali pertama diterbitkan pada tahun 2014.

Sebabnya, terdapat nama konsultan politik Denny JA dalam buku itu. Denny dianggap berpengaruh karena diklaim memperkenalkan gaya baru sastra, yakni "puisi-esai".

Padahal, Denny baru beberapa tahun sebelumnya mulai menerbitkan kumpulan puisi.

Buku ini, oleh banyak pihak, dinilai sebagai upaya pembodohan dan melamurkan pemahaman masyarakat terhadap sejarah panjang sastra Indonesia.

Bahkan, mahasiswa, intelektual, dan sastrawan bahu membahu menggelar aksi protes maupun petisi untuk menolak serta agar buku kontroversial itu ditarik dari peredaran.

Setelah buku itu terbit, terdapat buku "puisi-esai" yang ditulis oleh 23 sastrawan.

Belakangan, empat di antara 23 sastrawan itu mengaku "diperalat" Denny dalam proyek buku "puisi-esai".

Buku itu, dinilai sebagai "proyekan: demi memuluskan posisi Denny sebagai "penemu gaya baru bersastra" dan pantas masuk buku "33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh."

Keempat penyair yang membuat pengakuan itu adalah Ahmadun Yosi Erfanda, Chavcay Saifullah, Kurnia Effendi dan Sihar Ramses Simatupang. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini