TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lagu Amazing Grace menjadi lagu terakhir yang didendangkan sejumlah terpidana mati, Rabu (29/4). Duo warga Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran menyanyikan lagu tersebut secara lantang.
Hal ini dikemukakan Pastor Charlie Burrows, rohaniwan yang mendampingi terpidana mati Rodrigo Gularte, warga negara Brasil. Pada Rabu dini hari itu, para rohaniwan mendapat kesempatan untuk bertemu terpidana mati.
"Ketika mereka sedang diikat di kayu, mereka bernyanyi dan kami berada di tenda tidak jauh dari lokasi eksekusi untuk mendukung mereka," kata Charlie seperti dikutip news.com.au, Rabu (29/4/2015).
Menurutnya, lagu yang di film-film Hollywood menjadi lagu wajib pada adegan permakaman tokoh protagonis itu dinyanyikan berulang-ulang.
Presiden Joko Widodo justru berbeda 'lagu' dengan terpidana mati kasus narkoba tersebut. Bagi Jokowi, narkoba membuat Indonesia kehilangan sekitar 50 orang setiap hari. Mereka meninggal karena narkoba.
"Kalau dihitung setahun, ada sekitar 18 ribu yang meninggal, itu yang harus dijelaskan," kata Jokowi usai menghadiri acara silaturahmi insan pers di kantor Televisi Republik Indonesia, Jakarta, Senin 27 April 2015.
Menurutnya, masyarakat juga harus tahu bagaimana korban penyalahgunaan narkoba menjalani rehabilitasi. "Mereka berguling meregang? nyawa, berteriak," ungkapnya.
Kekhawatiran Jokowi pun beralasan. Sebab, jumlah pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif di kalangan remaja cenderung meningkat. Bahaya kehilangan generasi produktif terbayang di depan mata.
Pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) diperkirakan sekitar 5 juta orang atau 2,8 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini lebih tinggi daripada jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur yang mencapai 4,6 juta jiwa. Pengguna remaja yang berusia 12-21 tahun ditaksir sekitar 14.000 orang dari jumlah remaja di Indonesia sekitar 70 juta orang.
Di DKI Jakarta, berdasarkan catatan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, jumlah pengguna napza di kalangan remaja dalam tiga tahun terakhir terus naik.
Pada tahun 2011, siswa SMP pengguna napza berjumlah 1.345 orang. Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada Januari-Februari 2013 tercatat 262 orang. Di kalangan SMA, pada 2011 tercatat 3.187 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru tahun 2013 tercatat 519 orang.
Apa pendapat psikolog perihal narkoba di Tanah Air? Yuk, ikuti livechat dengan Psikolog Bertha Sekunda di livechat.tribunnews.com pada Kamis (30/4/2015), pukul 12.00 WIB.