TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo sebenarnya, diduga otak peledakan bom di Pos Polisi Sarinah dan Starbucks di Gedung Skyline, Jalan MH Thamrin?
Bahrun disebut-sebut merusak hubungan Sri Lestari (23) atau akrab disapa Riri dengan kedua orangtua kandungnya, Sugiran (65) dan Surati (54).
Orangtua menuding Bahrun adalah orang di balik menghilangnya Riri dari rumah pada awal Februari 2015, bahkan keluarga kesulitan menghubungi BlackBerry milik Riri.
Sudharmono (34) mengatakan adiknya tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Farmasi semester akhir Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dan ua dibawa kabur oleh Bahrun yang diketahui memiliki dua anak.
Ustaz Bahrun Larikan Putri Orang
Pada awal 2014, Bahrun pernah bermain ke rumah Riri mengendarai mobil KIA Picanto berkelir jingga.
Siti Lestari (23) sempat menceritakan keinginannya pergi ke Suriah bersama Bahrun ke teman-temannya di kampus UMS. Ia keluar dari rumah awal Februari 2015. (Tribun Jateng/Puthut Dwi Putranto)
"Saat itu Riri mengenalkan Bahrun kepada orangtua kami. Riri mengaku mencintai Bahrun. Menurutnya, Bahrun adalah ustaz yang baik dan mau menjadikan dirinya sebagai istri," cerita Sudharmono kepada Tribun Jateng, Senin (16/3/2015) malam.
Setelah berterusterang latar belakang dirinya, ibu Riri menolak Bahrun karena telah memiliki istri dan dua anak, tapi malam itu ia sempat bermalam di rumah calon mertuanya dan kembali ke Solo bersama Riri esoknya.
Pada Juli 2014, Riri menelepon ayahnya karena mau pindah dari indekos yang beralamat di Jalan Menco Raya Gang II Nomor 9 RT 4 RW 10 Gonilam, Surakarta, tapi ayahnya menolak.
Ketika mudik lebaran ke Kalimantan bertemu bapak dan keluarga di Pangkalanbun, tempat keluarga mencari nafkah sebagai pedagang kain, perilaku Riri tak mencurigakan.
Petugas mengangkat jenazah korban peledakan bom di pos polisi Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016). Ledakan bom yang disusul baku tembak yang dilakukan oleh 7 orang pelaku dengan korban tewas 3 orang dan 4 orang dilumpuhkan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISNAWAN)
"Pada 22 Januari 2015 minta kiriman Rp 3,5 juta untuk membayar semester. Tapi tiba-tiba pada 30 Januari, Riri mengirim semua buku, baju, Kartu Keluarga ke Demak. Dan Awal Februari tak bisa dihubungi keluarga, hape dan BB mati semua. Riri menghilang membawa motor Yamaha beserta BPKB dan sebuah laptop Toshiba," ungkap dia.
Hasil investigasi keluarga yang dilaporkan ke Polres Sukoharjo, Bahrun adalah mantan napi kasus terorisme.