"Sebelumnya hanya enam kali. Kita ingin fokus ke pendalaman aspek praktis sehingga mudah dipahami," kata Djamil.
Soal layanan visa tahun lalu yang mengalami kendala, pihaknya sudah mendatangkan petugas haji Arab Saudi untuk melakukan bimbingan dan uji coba layanan visa online.
"Baru datang, pekan ini kita baru uji coba," ujarnya.
Ia mengatakan pengurusan visa akan dilakukan berdasarkan urutan keberangkatan.
Saat ini paspor jemaah yang terkumpul sudah di atas 80 persen.
"Kemungkinan yang berangkat dulu kita langsung urus visanya," katanya.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menambahkan pihaknya fokus memperbaiki layanan katering untuk mendongkrak kepuasan jemaah haji.
Menu masakan Nusantara akan dipertahankan.
Namun ia mengakui kendala terbesar ada di kesediaan bahan baku dan bumbu yang cukup besar untuk jemaah haji Indonesia.
Selain itu dari beberapa katering, belum ada standar rasa yang sama untuk menu Nusantara.
Pihaknya pun akan meluncurkan buku panduan menu Nusantara dan video tutorial memasak untuk nantinya dipelajari juru masak katering di Arab Saudi.
"Harapannya kalau sudah ada buku resep dan tutorial video, semuanya akan standar nilai gizi dan rasanya," katanya.
Pihaknya optimistis, dengan permintaan menu Nusantara dari sekarang pihak katering di Arab Saudi sudah bisa menyiapkan bahan dan bumbu untuk cita rasa Nusantara.
"Tidak menutup kemungkinan mendatangkan dari Indonesia," kata dia.
Guna mengantisipasi cuaca yang panas, jemaah juga akan disediakan bekal minuman yang cukup.
Sri menyebut saat di Arafah jemaah akan mendapatkan tambahan air minum empat botol.
Sri juga mengungkapkan petugas haji juga akan menyediakan air dingin di tenda-tenda jemaah untuk konsumi dan kompres.
"Saat tiba di pemondokan juga ada welcome drink," ucap Sri.