Dia menjelaskan, aparat kepolisian mempunyai keterbatasan melakukan pengawasan sehingga tidak setiap tempat dapat diawasi.
Karena itu, penindakan akan terus dilakukan.
Baca: Menilik Rumah Terapung Sarang Teroris di Jatiluhur
Aparat kepolisian dan Densus 88 akan mencari sesuai petunjuk-petunjuk yang didapatkan di lapangan.
Sehingga, perburuan teroris tak berhenti sampai tanggal 1 Januari 2017 saja.
"Potensi para teroris ini dilanjutkan. Syukur-syukur tak bisa beraksi lagi. Sudah menjadi kenyataan ada rekrutan baru untuk teroris. Ini akan dilacak sampai ketemu," katanya.
Sementara itu, Kabag Mitra Ropenmas Div Humas Polri, Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan tak dapat memprediksi jumlah terduga teroris di Indonesia.
Hal tersebut disebabkan penyebaran paham ideologi transnasional dari ISIS mudah tersebar luas melalui media sosial.
Para terduga teroris dapat mengakses informasi tersebut.
"Kalau ditanya jumlah susah. Kalau ditanya angka, kami tak bisa. Semua berkembang dari fakta hukum, dari pemeriksaan. Ini sel-sel. Selama ini yang intensif melakukan pengejaran pada mereka," katanya.