TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Mabes Polri, Brigjen Pol Rikwanto mengumumkan terjadi 17 kasus yang menonjol dalam pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Serentak 2017 di 101 wilayah di Indonesia.
Meski begitu, secara keseluruhan situasi keamanan pelaksanaan pesta demokrasi serentak ini berjalan dalam suasana kondusif dan relatif aman.
Demikian disampaikan Rikwanto dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (15/2/2017) malam.
"Sampai saat ini, situasi Keamanan dan Ketertiba Masyarakat (Kamtibmas) di seluruh Indonesia, khususnya yang melaksanakan pilkada serentak kondisinya kondusif, aman," ujarnya.
Rikwanto menjelaskan, berdasarkan laporan yang dihimpun dari petugas di lapangan, tercatat ada 17 kejadian menonjol terjadi di sejumlah wilayah pilkada dan Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Umumnya kejadian bersifat gangguan logistik, administrasi pencoblosan dan keributan pendukung atau simpatisan pasangan calon. "Ada 17 kejadian secara umum," ujarnya.
Kejadian berupa gangguan logistik dan masalah administrasi pemungutan suara di antaranya adanya warga yang tidak diizinkannya memilih dengan hanya membawa KTP dan tertukarnya surat suara.
"Ada yang begitu kotak suaranya dibuka, kosong. Ternyata surat suaranya ada di TPS sebelah," jelasnya.
Di Kabupaten Sangihe dan Talaud, Sulawesi Utara, terdapat sembilan TPS yang belum bisa melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara karena kotak suara yang dikirim menuju ke lokasi terhadang ombak setinggi 6 meter.
"Sehingga direncanakan baru besok pagi pukul 07.00 akan digelar pemungutan suara dan penghitungannya," ungkap Rikwanto.
Pelaksanaan pilkada di Halmahera Tengah, Maluku Utara, juga sempat diwarnai keributan antara pendukung paslon.
Keributan dipicu adanya warga yang tidak terdaftar di TPS dan tanpa ada surat perpindahan TPS berusaha memaksakan diri untuk dapat mekakukan pencoblosan.
Kejadian menonjol lainnya, yakni adanya sweeping yang dilakukan kelompok pendukung pasangan calon kepada warga di Dusun Lukulamo, Kecamatan Weda Tengah.
Ada juga protes yang dilakukan warga di Pulau Morotai, Maluku Utara, karena tidak mendapatkan surat undangan untuk memilih.
"Setelah koordinasi dengan penyelenggara untuk didata ulang, bisa ditangani dengan baik," katanya.
Kejadian yang sempat menjadi perhatian kepolisian yakni adanya seorang simpatisan pasangan calon melakukan pembakaran di TPS di Gorontalo.
Pelaku mengambil telepon genggam dan membakar laptop warga.
"Kerugian tidak banyak sekitar Rp 10 juta. Pelakunya berhasil ditangkap atas nama Anggi Pikaya dan sekarang sedang diproses hukum kepolisian setempat," tandasnya.
Secara keseluruhan, lanjut Rikwanto, sejumlah kasus yang bersifat gangguan kamtibmas maupun administrasi pemungutan suara di 101 wilayah Pilkada Serentak 2017 dapat ditangani dengan baik oleh petugas KKPS dan aparat keamanan.