TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut RSCM memakai berkali-kali selang cuci darah untuk pasien cuci darah.
Informasi dari orang tersebut disampaikan Prabowo Subianto saat pidato dalam Ceramah Kebangsaan Akhir Tahun di Hambalang, Bogor.
"Saya dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal yang seharusnya alat itu punya saluran-saluran dari plastik dari karet dan dari alat-alat tertentu yang hanya boleh dipakai satu orang satu kali," ungkap Prabowo Subianto.
Menurut dia, seharusnya alat-alat tersebut dipakai sekali dan hanya untuk satu pasien, tidak bisa dipakai berulang.
Baca: RSCM Bantah Pernyataan Prabowo soal Selang Cuci Darah Dipakai 40 Pasien
Namun, berdasar laporan yang Prabowo Subianto dapat alat-alat yang sama dipakai untuk 40 pasien.
"Saya dengar ada yang melaporkan, di RSCM hari ini dipakai untuk 40 orang. Jadi orang yang sakit ginjal dia harus hidup dari pencucian darah. Tapi kalau dia ke RSCM alatnya dipakai 40 orang dia dapatnya bisa macam-macam," sambung Prabowo Subianto.
Spontan pernyataan Prabowo Subianto itu dibantah pihak RSCM sampai mereka menggelar konferensi pers.
Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti didampingi jajarannya langsung menghadapi media dan bereaksi atas pernyataan Prabowo Subianto.
"RSCM selama ini dalam melaksanakan pelayanaan kesehatan kepada masyarakat termasuk pelayanan cuci darah itu menganut azas untuk patient safety," ungkap Lies, Rabu (2/1/2019).
"Jadi untuk keselamatan pasien dan kami menjaga mutu pelayanan yang kami sampaikan kepada pasien-pasien di RSCM selama ini. Khususnya pelayanan hemodialisis dan cuci darah memang digunakan selang untuk sekali pakai," tegas dia.
Lies menjelaskan penggunaan selang dan dialiser atau ginjal buatan hanya dipakai satu kali.
Peralatan hemodialisis seperti dijelaskan RSCM dalam rilisnya, ada tiga komponen utama yang digunakan, yaitu mesin hemodialisis, selang hemodialisis dan dialiser.
Pihak RSCM menegaskan mesin dialisis yang berfungsi sebagai pengatur proses dialisis tidak ada kontak langsung dengan darah pasien.
Sehingga mesin dialisis dapat digunakan bergantian untuk beberapa pasien.
Adapun selang hemodialisis berfungsi untuk mengalirkan darah dari tubuh pasien ke dialiser, lalu mengembalikan darah yang sudah didialisis kembali ke tubuh pasien.
"Selang hemodialisis hanya digunakan untuk satu pasien, demikian juga dengan di RSCM," ungkap dia.
Fungsi dialiser sebagai ginjal buatan untuk membersihkan darah dari toksin sisa metabolisme tubuh.
Dialiser pada proses hemodialisis memang dapat digunakan satu kali atau berulang kali pada pasien yang sama setelah dilakukan proses sterilisasi dan uji kelayanan.
Namun tidak demikian dengan RSCM untuk dialiser dan selang hemodialisis.
"RSCM menggunakan sekali pakai (single use) baik untuk selang hemodialisis maupun dialiser," tegas Lies.
Gerindra luruskan ucapan Prabowo
Tak hanya pihak RSCM, DPP Gerindra juga angkat suara dan mencoba meluruskan ucapan yang dimaksud Prabowo Subianto dalam pidatonya itu.
Anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade menangkap bisa jadi yang maksud Prabowo Subianto bukan selang tapi tabung cuci darah.
Andre Rosiade mengaku apa yang disampaikan Prabowo Subianto berdasar informasi dari orang lain.
"Beliau sampaikan kepada kita semua yang hadir tanggal 29 Desember di Hambalang. tapi saya sudah memahami maksud beliau itu bukan selang tapi tabung dialisis," ujar Andre di Kompas Petang, Rabu (2/12/2018).
Presenter Kompas Petang Riko Anggara lantas bertanya ada perbedaan mencolok tabung dialisis dan selang.
Andre Rosiade lalu menjawab, kemungkinan yang dimaksud Prabowo Subianto adalah tabung dialisis bukan selang.
"Saya ingin sampaikan orang cuci darah itu ada mesinnya, ada selangnya, ada tabung dialisisnya. Tabung dialisis ini semacam ginjal pengganti," terang Andre Rosoiade.
Berdasarkan informasi, kata Andre Rosiade, tabung dialisi sebagai pengganti ginjal harganya dimulai dari kisaran Rp 260 ribu.
Menurut analisisnya, bisa jadi tabung dialisis ini yang dipakai berkali-kali.
Bakal minta maaf
Riko lantas bertanya kembali bagaimana jika informasi yang didapat Prabowo Subianto keliru
"Saya rasa itu yang dimaksud pak prabowo itu tabung dialisis bukan selang. Bahwa tabung dialisis ini dipakai sampai berkali-kali. memang seharusnya dipakai hanya sekali. tapi karena uang pengganti dari BPJS itu sedikit biaya tabung itu mahal sehingga dipakai berkali-kali," simpul Andre Rosiade menjawab Riko.
Riko kembali mengejar argumentasi Andre Rosiade bakal muncul bahaya jika tokoh politik salah berbicara.
Andre Rosiade mencoba menjelaskan inti pembicaraan Prabowo Subianto bukan soal selang pencuci darah pasien ginjal melainkan negara tak punya kreativitas mencari uang untuk membayar BPJS yang berutang kepada rumah sakit.
Sehingga kondisi ini, masih menurut Andre Rosiade, rumah sakit berakrobat dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Pembawa acara lantas kembali bertanya kenapa seorang Prabowo Subianto bisa salah, apalagi telah menyebut nama RSCM sebagai institusi.
Pertanyaan itu dijawab Andre Rosiade diplomatis.
"Manusia kan tempatnya salah dan khilaf ya. Saya belum tahu jelasmnya tapi analisis saya seperti itu, tabung dialisis. Biasa salah," aku dia.
Ia memastikan jika memang ucapan Prabowo Subianto nanti salah soal RSCM menggunakan selang cuci darah sampai berkali-kali untuk 40 pasien maka akan minta maaf.
"Yang pasti Pak Prabowo kan orang yang sangat objektif bukan tipikal pencitraan. Kalau memang dia salah dia pelajari, beliau salah, beliau nanti akan minta maaf kok secara terbuka," ungkap Andre Rosiade.
PSI anggap Prabowo sering keselip lidah
Politikus PSI Dede Prayudi yang turut diundang di Kompas Petang langsung ditodong tanggapannya oleh Riko.
Ia mengaku tidak terlalu terkejut Prabowo Subianto menjadi pembahasan dengan menyebut selang untuk pasien cuci darah di RSCM dipakai berkali-kali.
"Memang kalau melihat track record Pak Prabowo selama 2018 yang saya catat itu ada delapan kebohongan besar yang sudah diucapkan Pak Prabowo," ungkap Dede.
"Ketika 2019 mulai ternyata Pak Prabowo memulainya dengan kebohongan lagi," imbuh juru bicara PSI ini.
Memasuki tahun 2019, Dede Prayudi sempat membuat cuitan yang intinya memasuki tahun baru ia berharap Prabowo Subianto tak lagi mengedepankan kebohongan dalam kampanyenya.
Dede Prayudi mengatakan Andre Rosiade boleh saja menganggap Prabowo Subianto terselip lidah atau sedang khilaf.
"Tapi kalau terlalu sering itu bukan keselip lidah. Itu namanya disengaja," sindir Dede Prayudi.
Beberapa kebohongan Prabowo Subianto selama 2018 lalu dibuka kembali oleh Dede Prayudi, di antaranya soal data kemiskinan meningkat 50 persen.
Ketua Umum Gerindra ini juga pernah mengatakan 99 persen masyarakat Indonesia sangat hidup pas-pasan merujuk data Bank Dunia.
Ada lagi soal biaya proyek LRT yang menurut Prabowo Subianto termahal di dunia karena datanya digelembungkan.
Belakangan ketahuan data tersebut diambil dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan kasus ini menguap begitu saja.
Kebohongan Prabowo Subianto lainnya yang menyamakan ekonomi Indonesia sama dengan negara-negara di Afrika dan Haiti.
Penulis: yogi gustaman