Karena diputuskan di luar Pulau Jawa, maka ada sejumlah alternatif wilayah.
Di tengah atau agak ke timur, misalnya Kalimantan ataupun Sulawesi.
Kalimantan adalah daerah yang sebelumnya juga menjadi opsi pemindahan Ibu Kota.
Selain letaknya berada di tengah, letak geografis Kalimantan juga tidak rentan dengan bencana.
Bahkan, Kota Palangkaraya juga pernah dikemukakan Presiden RI Pertama, Soekarno terkait hal ini.
Daerah lain seperti Mamuju, Makassar dan Pare Pare juga masuk ke dalam alternatif tersebut, menurut usulan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Baca: Jokowi Sebutkan Tiga Pulau yang Paling Potensial Menjadi Lokasi Ibu Kota Baru
Menurut Bambang Brodjonegoro, yang paling memungkinkan di Sulawesi yakni di Makassar.
Sebab, Mamuju atau Pare Pare masuk ke dalam wilayah Ring of Fire.
Pembangunan Infrastruktur yang Masif
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, butuh pembangunan infrastruktur yang masif demi memindahkan Ibu Kota.
Pasti itu membutuhkan (pembangunan) infrastruktur yang masif, dan butuh teknologi informasi dalam pengembangan kota ke depan. Saya belum tahu lokasinya dimana, tapi pasti kita butuh teknologi informasi," ungkap Basuki.
Baca: Rencana Pemindahan Ibu Kota ke Luar Jawa: Usulkan Kalimantan, Inul Daratista Dapat Banyak Dukungan
Kehadiran teknologi informasi memberikan peranan besar di dalam sektor pembangunan infrastruktur itu sendiri. Tak hanya membantu proses pembangunan sehingga berjalan lebih cepat, dari sisi pembiayaan pun teknologi juga membuat lebih efisien.
Di Kementerian PUPR, imbuh Basuki, pengembangan teknologi infrastruktur terus dilakukan. Seperti yang dikenalkan pada saat seminar PUPR 4.0 beberapa waktu lalu.
Misalnya, aplikasi Jalan Kita yang membantu untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat pengguna jalan dalam memberikan infromasi terkait kondisi jalan dan jembatan di Indonesia.