Bambang pun mengingatkan bahwa pemindahan Ibu Kota ini akan memakan waktu yang cukup lama.
Baca: Ibu Kota Pindah, Begini Nasib Proyek Infrastuktur Rp 571 Triliun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Oleh karena itu, pemerintah bisa menggelontorkan dana dari APBN secara bertahap tiap tahunnya.
"Angka berapapun yang keluar itu tidak akan setahun, pasti multiyears. Perkiraan kami, nanti kita buat skenario 5 sampai 10 tahun," ujarnya.
Tanggapan Anies Baswedan Hingga Perwakilan Australia
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberkan tanggapannya setelah Presiden Jokowi memutuskan Ibukota dipindah ke luar Jawa sangat ditunggu masyarakat.
Anies Baswedan pun menyatakan keputusan pemerintah memintah ibukota Jakarta ke luar Jawa tidak memengaruhi pembangunan Jakarta.
Baca: Sutopo Purwo Nugroho Tegaskan Tak Ada Hubungan Pemindahan Ibu Kota RI dengan Isu Pemilu
Ia menegaskan Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis karena yang dipindah ke luar Jawa hanya pusat pemerintahan Indonesia.
"Tadi saya sampaikan juga dalam rapat bahwa pemerintahan di Jakarta atau luar Jakarta, masalah-masalah yang ada di Jakarta tetap harus diselesaikan," kata Anies usai rapat terbatas terkait pemindahan Ibu Kota di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/4/2019).
"Karena PR-nya, masalah daya dukung lingkungan hidup, ketersediaan air bersih, soal pengelolaan udara, pengelolaan limbah, transportasi, msh jadi PR yang harus diselesaikan," kata Anies.
Menurut Anies, Presiden Jokowi juga setuju bahwa pembangunan di Jakarta akan terus berjalan meski Ibu Kota akan dipindah ke luar Jawa.
Hal itu ditegaskan Presiden di dalam rapat.
"Jadi tadi dalam pertemuan ini Presiden menegaskan bahwa pembicaraan mengenai Ibu Kota tidak ada hubungannya dengan rencana pembangunan besar-besaran di Jakarta. Rencana pembangunan besar-besaran di Jakarta tetap jalan terus," kata dia.
Apalagi, Jakarta juga akan tetap menjadi pusat bisnis apabila nantinya Ibu Kota sudah berpindah.
Jadi, yang dipindahkan ke Ibu Kota baru hanya lah pusat pemerintahan saja.
"Tapi yang menyangkut perdagangan, investasi, perbankan, masih tetap di Jakarta," kata Anies.
Pemindahan ini pun juga menjadi sorotan bagi Negara-negara sahabat, misalnya Australia.
Melalui Duta Besarnya, Gary Francis Quinlan mengatakan rencana pemindahaan Ibu Kota sebenarnya tak hanya dibahas saat ini saja.
Melainkan sudah dibahas sejak era kepemimpinan Presiden Soekarno beberapa puluh tahun lalu.
"Terlalu dini untuk membicarakan hal tersebut. Saya sendiri mendengar kabar itu dari pemerintah kemarin, dan ini menarik perhatian banyak orang. Isu ini sudah dibahas sejak dulu bahkan ketika era presiden Sukarno," kata Gary saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Sebagai anggota diplomatik, Gary mengaku juga menunggu kepastian yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia soal rencana tersebut.
Apalagi, rencana ini masih dalam tahap pembahasan saja dan belum diputuskan.
Ia pun mengaku akan menunggu undangan terkait apabila nantinya diundang untuk membicarakan rencana perpindahan tersebut.
"Bagi saya sebagai diplomat, kami menunggu keputusan Indonesia soal pemindahan Ibu Kota dan tentu juga menunggu undangan dari pemerintah terkait hal tersebut. Hal ini merupakan wewenang pemerintah Indonesia dan kita akan menerima keputusan yang diambil," katanya.
Kepada wartawan, Gary mengaku berat meninggalkan DKI Jakarta.
Meski begitu ia mengatakan akan tetap menyetujui apapun keputusan yang diambil oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca: Sandiaga Nilai Pemindahan Ibu Kota Negara Perlu Kajian Mendalam
Menengok berbagai aspek budaya dan pariwisata yang dimiliki oleh Indonesia, Gary meyakini daerah manapun yang nantinya dipilih oleh Pemerintah sebagai Ibu Kota negara, merupakan tempat yang nyaman untuk ditinggali oleh seluruh masyarakat, termasuk dengan anggota diplomatik.
"Saya sendiri ingin tetap di Jakarta, tapi ya tergantung. Karena Indonesia adalah negara yang fantastis seperti dalam promosi pariwisatanya, disebutkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat menakjubkan. Indonesia itu sangat nyaman untuk ditinggali sehingga dimanapun kita berada di Indonesia, kita tetap nyaman," paparnya. (Kompas.com/Tribunnews.com/TribunJakarta.com)