TRIBUNNEWS.COM - Gerhana bulan sebagian telah terjadi pada Rabu (17/7/2019) dini hari.
Gerhana bulan sebagian ini disebut istimewa sebab menjadi gerhana bulan terakhir di tahun 2019.
Foto-foto penampakan gerhana bulan kini beredar di media sosial.
Fenomena gerhana bulan sebagian yang terjadi pada Rabu dini hari disebut istimewa.
Masyarakat Indonesia harus menunggu lama untuk menyaksikan fenomena ini lagi.
Astronom amatir Marufin Sudibyo menyebut, gerhana bulan sebagian ini tak akan terjadi lagi setidaknya hingga dua tahun mendatang atau hingga 26 Mei 2021.
Baca: Fakta-fakta Gerhana Bulan Sebagian Malam Ini, Link Live Streaming hingga Dilihat Mata Telanjang
Baca: Peringatan Dini BMKG: Gelombang Tinggi Capai 6 M Akibat Tropical Strom DANAS, Berlaku 17-20 Juli
"Ini adalah gerhana Bulan terakhir di 2019, sekaligus gerhana bulan kasatmata terakhir hingga setidaknya dua tahun ke depan," ujar Marufin, Senin (15/7/2019), dikutip dari Kompas.com.
Data dari Badan Penerbangan dan Antariksa Ameriksa Serikat (NASA) menunjukkan, setidaknya akan terjadi empat gerhana bulan sepanjang 2020.
Namun, keempat gerhana bulan tersebut adalah penumbra alias yak kasat mata.
Sehingga, masyarakat tidak akan bisa mengetahui perbedaannya dengan bulan biasa.
Marufin menambahkan, kemungkinan empat gerhana bulan di tahun 2020 hanya bisa dilihat oleh pengamat berpengalaman atau menggunakan kamera DSLR ataupun teleskop.
"Nyaris tak bisa dibedakan dengan purnama sempurna biasa kecuali oleh pengamat berpengalaman atau dengan menggunakan bantuan kamera DSLR atau teleskop,"
Mengutip dari Instagram Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional @lapan_ri, gerhana bulan yang terjadi pada Rabu dini hari bisa diamati di seluruh Indonesia.
Pada puncaknya, 65 persen piringan bulan akan masuk ke bayang-bayang umbra bumi dan tampak merah padam.