Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Susan Herawati meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk turun tangan melihat dampak kerusakan laut akibat pencemaran minyak milik Pertamina di laut Jawa khususnya di Karawang, Jawa Barat.
Susan mengatakan, akibat minyak Pertamina yang bocor di laut Jawa, berdampak pada ekositem laut dan petani tambak ikan di sepanjang pesisir laut Karawang.
"KKP harus turun melihat langsung harus apa yang harus dilakukan sekarang," kata Susan saat jumpa pers 'Bencana Industri dan Derita Warga Nelayan Karawang' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2019).
Baca: Tanggapi Kabar Alat Deteksi Gempa Dicuri Bocah SMP, BMKG Unggah Cuitan yang Bikin Warganet Gemas
Baca: Seorang Wanita Dilaporkan Hilang Saat Tugas di Bandung, Dulu Anaknya Korban Jatuh dari Apartemen
Baca: Warga Tapanuli Utara Sengaja Naik ke Lantai 2 Rumah Agar Bisa Lihat Jokowi Lebih Dekat
Baca: Respons Politikus PDIP Sikapi Imbauan KPK Agar Parpol Tidak Calonkan Mantan Koruptor Saat Pilkada
Susan beralasan, KKP harus menjalankan fungsinya sesuai aturan UU no 7 tahun 2016 yang menyebut Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam.
Sebab, dampak kebocoran minyak Pertamina selama kurang lebih 2 minggu ini, nelayan kehilangan hasil tangkapan ikan di laut.
Selain itu, lanjut Susan, nelayan kini beralih kerja menjadi penyaring minyak mentah di laut dengan upah dan keselamatan kerja yang minim.
Ia mengatakan, nelayan di perairan Karawang dipekerjakan Pertamina untuk menyaring minyak mentah yang tumpah ke laut dengan upah Rp 1,5 juta per 60 karung minyak.
"Selama 2 minggu ini, nelayan yang biasanya mendapat ikan sampai 10 kg per hari, kini hanya 2 kg perhari. Kehidupan nelayan itu siklusnya malam mencari ikan saat cuaca bagus, siklusnya begitu terus. Tapi sekarang nelayan berpindah kerja jadi buruh lepas Pertamina," jelas Susan.
3.000 barel
Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Susan Herawati mencurigai sebanyak 3.000 barel minyak mentah tumpah ke laut dan telah mencemari laut Jawa akibat kebocoran pipa Pertamina.
"Kecurigaan saya ini yakin 3.000 barel yang tumpah ke laut dan mencermari laut," kata Susan saat jumpa pers 'Bencana Industri dan Derita Warga Nelayan Karawang' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2019).
Susan pun menyebut, penanganan soal kebocoran pipa Pertamina di laut Karawang terbilang lambat.
Sebab, pada kasus bocornya pipa milik Pertamina di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur pada 31 Maret 2018 silam, penangannnya terbilang cepat.
Baca: Presiden dan CEO Softbank Bahas Investasi Rp 42 Triliun
Baca: Rekomendasi 7 Tempat Wisata Murah untuk Berakhir Pekan di Bogor
Baca: Pusat Kajian Fakultas Hukum Undip Dukung KPK Agar Partai Politik Tidak Calonkan Mantan Koruptor
Baca: KPK: Ada Tarif Untuk Isi Jabatan di Pemerintah Kabupaten Kudus
Baca: Hasil Babak Pertama Persela vs Borneo FC, Gol Cantik Renan da Silva Bawa Borneo Unggul 0-1