Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo Harahap mengatakan ribuan orang yang berasal dari berbagai elemen akan datang ke Gerung KPK Merah Putih Jakarta siang ini.
Yudi mengatakan kedatangan mereka adalah untuk menyambut 10 nama hasil seleksi Pansel Capim KPK yang rencananya akan diumumkan pekan depan dan menyatakan agar KPK harus dipimpin oleh orang yang bersih.
"Hari ini Jumat, 30 Agustus 2019 pada Pukul 13.30 WIB di lobi gedung KPK, ribuan orang baik yang peduli terhadap nasib masa depan pemberantasan korupsi akan datang ke KPK untuk sekali lagi menyatakan bahwa KPK harus dipimpin orang bersih," kata Yudi dalam keterangan tertulisnya pada Jumat (30/8/2019).
Ia mengatakan ribuan orang tersebut berasal dari sejumlah elemen termasuk para mantan pimpinan KPK.
Baca: Ketua MPR: Baru Kali Ini Bintang Kejora Berkibar Tapi Tidak Ditindak Serius
Baca: Polisi Selidiki Kasus Pencurian Kotak Amal Masjid di Ciganjur
Baca: Pelaku Tikam Selingkuhan Istri hingga Tewas
"Tokoh-tokoh nasional, akademisi, aktivis antikorupsi, Seniman, gerakan mahasiswa, serikat buruh, mantan pimpinan lama KPK dan rakyat datang untuk menjaga KPK dan asa pemberantasan korupsi," kata Yudi.
Yudi menilai hari ini merupakan titik kritis sejak 17 tahun KPK berdiri untuk memenuhi amanah reformasi menuju Indonesia yang bebas korupsi karena pekan depan hasil kerja Pansel akan diserahkan kepada Presiden untuk ditetapkan 10 orang calon Pimpinan KPK.
"Kita tentu saja berharap Presiden sebagai pemegang keputusan tertinggi arahnya pemberantasan korupsi di negeri ini mau mendengarkan suara-suara tokoh-tokoh nasional dan masyarakat," kata Yudi.
Sebab, ia mengatakan, KPK hadir untuk menjamin keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagaimana termaktub pada sila ke 2 dan 5 dalam Pancasila.
"KPK didirikan untuk memastikan, hak-hak kesejahteraan rakyat tidak dicuri oleh kelompok elit yang selama ini merampok dan memiskinkan Indonesia. KPK harus menegakkan keadilan setegak-tegaknya di bumi Indonesia. KPK Independen tidak dibentuk untuk mengamankan kelompok tertentu dan mencelakai kelompok lainnya," kata Yudi.
Ia berpendapat, pertarungan panjang melawan korupsi di Republik ini bukan tanpa hambatan.
Menurutnya, sejarah telah mencatat bagaimana selama ini KPK telah diserang tidak hanya dari luar, namun juga dari dalam.
Hal itu mulai dari upaya perubahan legislasi untuk mengebiri kewenangan KPK, sampai dengan kriminalisasi, penyerangan dan intimidasi terhadap pegawai KPK.
"Termasuk hari ini, saat KPK sedang memasuki babak paling menentukan dalam menjamin keberlangsungan pemberantasan korupsi untuk 4 tahun ke depan," kata Yudi.