Mengenang Tragedi Mandala Air 14 Tahun Lalu, 5 September 2005: Pesawat Gagal Take Off dan Meledak
TRIBUNNEWS.COM - Tepat hari ini dalam sejarah, yaitu 5 September 2005, terjadi kecelakaan pesawat besar, Mandala Air yang meledak saat berusaha lepas landas dari Bandara Polonia Medan.
Dilansir Kompas.com, pesawat berjenis Boeing 737-200 itu jatuh ke pemukiman warga dan meledak di Jalan Jamin Ginting, kawasan Padang Bulan, Kota Medan.
Tak hanya kru dan penumpang yang tewas, tapi juga warga sekitar.
Para korban dari warga sekitar terdiri dari penghuni rumah, pemilik warung, pengayuh becak, serta pejalan kaki.
Berdasarkan data dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Mandala Air 091 mengangkut 117 orang, terdiri dari 112 penumpang dan 5 orang kru.
Tercatat 149 orang tewas dalam kejadian ini.
Baca: Kondisi Terkini Anjing Milik Bima Aryo yang Sedang Dikarantina, Hanya Bisa Diberi Makan Pemiliknya
Baca: PLN Janjikan Tarif Ngecas Kendaraan Listrik Lebih Murah dari Beli Bensin
149 orang yang tewas termasuk 95 penumpang, 5 awak, serta 49 warga yang berada di lokasi kejadian.
Sementara 17 penumpang dinyatakan selamat dengan 15 orang mengalami luka serius.
Ke-17 penumpang tersebut duduk di kursi depan.
Selain 9 warga yang meninggal dunia, 26 warga lain mengalami luka serius namun dapat tertolong.
Kronologi Kejadian
Kecelakaan terjadi pada sekitar pukul 09.40 WIB saat pesawat sedang lepas landas.
Pesawat tersebut lepas landas dalam posisi yang tidak sempurna.
Saat pesawat melaju di runway, roda pesawat sempat meninggalkan aspal runway sejenak, kemudian stall (kehilangan daya angkat) sehingga jatuh kembali ke landasan dan terus melaju hingga keluar ujung landasan (overrun).
Pesawat menabrak tiang listrik sebelum jatuh ke jalan dan menimpa rumah warga yang terletak hanya sekitar 100 meter dari bandara.
Setelah jatuh, pesawat meledak beberapa kali dan terbakar sehingga hancur hampir sepenuhnya.
Hanya tersisa ekor pesawat bertuliskan PK-RIM.
Sebanyak lima rumah warga yang tertimpa badan pesawat juga terbakar.
Menurut kesaksian seorang penumpang yang selamat, pesawat baru saja lepas landas dan tiba-tiba oleng ke kiri lalu mulailah api menjalar.
Baca: Bantahan Tegas Hotman Paris Dituding Bela Nikita Mirzani saat Seteru: Saya Malah Bela Elza Syarief
Durian Disebut-sebut Sebagai Penyebab Pesawat Gagal Takeoff
Diberitakan Kompas.com, hasil akhir penyelidikan KNKT tidak menyebut kargo pesawat sebagai faktor jatuhnya Mandala Air 091.
Memang benar ditemukan kargo durian di puing reruntuhan PK-RIM, namun hasil akhir penyelidikan KNKT menyebut, kargo dan CG (center of gravity) pesawat, tidak turut andil sebagai faktor yang berkontribusi kepada gagal takeoff-nya RI91.
Menurut KNKT, penyebab utama dari kecelakaan RI91 adalah flaps dan slats pesawat yang tidak menjulur keluar, dan kru (pilot dan kopilot) tidak mengetahuinya akibat kerusakan teknis yang juga tidak disadari oleh kru pesawat.
Flaps adalah sirip tambahan di sayap pesawat.
Sementara slats berada di pinggiran depan sayap.
Jika Anda duduk di kursi dekat jendela, perhatikan setelah pesawat didorong mundur dan mesin menyala, pinggiran sayap sebelah belakang akan menjulur sedikit.
Itulah flaps pesawat.
Sementara pinggiran ujung depan sayap juga akan terlihat maju.
Itulah komponen slats.
Baca: Tak Terima Didamaikan, Orangtua Siswa dan Anak Keroyok Guru yang Sedang Mengajar, Videonya Viral
Flaps dan slats dibutuhkan untuk takeoff dan landing.
Fungsinya menambah luas penampang sayap pesawat, dan menambah daya angkat dengan mengubah alur udara yang melewati di sekelilingnya.
Besaran flaps yang dipasang bisa berbeda-beda.
Saat takeoff, hanya sedikit komponen flaps yang akan menjulur.
Baca: Suami Habisi Nyawa Istri: Pukuli Pakai Besi Behel Hingga Tewas, Tetangga Sebut Sering Cekcok
Sementara saat landing, semakin banyak/panjang komponen flaps yang dijulurkan.
Karena kru Mandala PK-RIM penerbangan RI91 tidak memasang flaps sebelum takeoff, maka pesawat kesulitan untuk mengudara.
Bisa saja pesawat takeoff tanpa flaps, namun butuh takeoff roll distance yang lebih panjang, sehingga butuh runway yang panjang pula.
Karena butuh runway yang panjang untuk takeoff karena tanpa flaps, sementara panjang runway bandara Polonia tidak mencukupi untuk konfigurasi seperti itu, terjadilah overrun.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Kompas.com)