Menurut Irfan, kekosongan-kekosongan tersebut dapat menyebabkan siapa pun menjadi radikal.
"Ketiga, kecewa dan merasa terpinggirkan, tetapi tidak juga karena banyak sekarang orang terpinggirkan di hotel-hotel itu yang ahli hisab tidak bisa sembarang merokok itu juga terpinggirkan tetapi tidak lantas menjadi radikal," terang Irfan.
Irfan menegaskan, banyak faktor yang menyebabkan orang menjadi radikal tetapi setiap negara memiliki kriteria tersendiri kenapa orang bisa menjadi radikal.
Menurut Irfan Idris bangsa Indonesia harus siap siaga terhadap oknum yang menginginkan bangsa ini carut-marut.
Termasuk oknum aparat, mereka harus siap siaga karena tidak sedikit dari aparat yang mendapat sasaran balas dendam dari aksi-aksi anarkis teroris.(*)
(Tribunnews/Nanda Lusiana Saputri)