TRIBUNNEWS.COM - Sekretariat Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto angkat bicara terkait dengan laporan politisi PDIP Dewi Tanjung terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Hasto Kristiyanto menegaskan, laporan yang diajukan Dewi Tanjung terhadap Novel Baswedan merupakan sikap individu dan tidak mewakili partai.
"Apa yang dilakukan oleh Dewi Tanjung tidak ada kaitannya dengan PDIP."
"Sama ketika saat itu saya mempersoalkan terhadap penyalahgunaan yang dilakukan oleh Bapak Abraham Samad."
"Itu murni bagaimana tanggungjawab pribadi di dalam menegakkan kebenaran di atas kebenaran," ujar Hasto Kristiyanto dalam tayangan yang diunggah YouTube KompasTv, Jumat (8/11/2019).
Baca: Sekjen DPP PDI Perjuangan Komentari Pidato Surya Paloh
Baca: Novel Baswedan Peringatkan Dewi Tanjung Tak Permainkan Polisi: Ada Delik yang Bisa Menjerat
Hasto menambahkan, pelaporan Dewi Tanjung murni sebagai hak pribadinya sebagai warga negara untuk menyampaikan pendapat.
"Jadi yang dilakukan Dewi Tanjung bukan sikap resmi partai, setiap warga negara punya hak untuk menyatakan pendapat, itu yang dihormati oleh konstitusi bangsa ini," tambahnya.
Sementara itu, Dewi Tanjung juga menyampaikan hal yang sama dengan Hasto Kristiyanto.
Ia menegaskan, pihaknya melaporkan Novel Baswedan atas kemauannya sendiri dan tidak ada hubungannya dengan partai atau PDIP.
Baca: Novel Baswedan Diklaim Didukung Penuh Masyarakat Terkait Tuduhan Rekayasa Kasus Penyiraman Air Keras
Baca: Kasus Novel Tak Kunjung Terungkap, Haris Azhar Sindir Pemerintah: Martabak Spesial Janji
"Saya melaporkan Novel Baswedan itu murni saya sendiri, keinginan diri saya sendiri, tidak ada hubungan dengan partai atau pun PDIP."
"Tidak ada intruksi partai dan tidak ada hubungan dengan politik," ujar Dewi Tanjung dalam tayangan yang diunggah YouTube tvOneNews, Kamis (7/11/2019)
Sebelumnya, Dewi Tanjung melaporkan penyidik KPK Novel Baswedan ke Polda Metrojaya.
Dewi Tanjung menuduh Novel Baswedan menyebarkan berita bohong kasus penyiraman air keras yang hingga kini belum terungkap.
Dewi Tanjung juga menyebut ada rekayasa di balik penyerangan tersebut.