Pengamat menyebutkan granat asap tidak sama dengan granat api atau granat nanas.
Granat asap diciptakan untuk mengepulkan asap, tidak meledak maupun menghancurkan sekeliling.
Disebutkan, granat asap berfungsi sebagai penanda.
Peneliti bidang kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Joddy Arya Laksmono mengungkapkan, granat asap bukan sebagai bahan peledak atau senjata.
“Sebetulnya fungsinya adalah sebagai alat penanda untuk zona sasaran atau pendaratan,” tutur Joddy.
Ia menjelaskan terdapat dua jenis granat asap yang jamak digunakan.
Pertama, granat asap warna-warni yang cenderung aman jika seseorang terpapar.
Kedua adalah granat asap penyembunyi.
Sementara itu disebutkan bahan kimia utama yang ada dalam granat ini adalah hexachloroethane-zinc (HC), atau campuran dari asam terephthalic (TA).
“HC ini sebetulnya senyawa yang memiliki risiko. Kalau terserap kulit dalam konsentrasi yang tinggi, efek utamanya korban akan merasa depresi."
"Istilahnya memiliki reaksi eksotermis. Jadi jika terpapar, selama beberapa saat badan masih merasa panas meskipun sudah tidak ada lagi asapnya,” kata dia.
Senyawa HC yang membahayakan kulit dapat diantisipasi dengan membasuh kulit dengan air.
Kejanggalan Ledakan Monas
Sementara itu granat asap yang dapat meledak adalah granat asap berbahan fosfor putih.