Yosephine menyebut pelecehan terhadap pramugari tersebut hanya terjadi sejak kepemimpinan Ari Askhara di Garuda Indonesia.
"Tidak pernah baru di kepemimpinan AA ini, baru sekarang."
"Mulai dia diganti lah, September 2018. Semua daerah pasti ada," sambung Yosephine.
Selain pelecahan seksual ini, juga terjadi diskriminasi pada pramugari Garuda.
Yosephine membenarkan adanya diskriminasi yang terjadi di kepemimpinan mantan Dirut Ari Askhara.
"Diskriminasi benar terjadi karena sekelas direktur atau direksi itu bisa masuk ke kelas-kelas di saat siswa sedang belajar," ujarnya.
Yosephine mengungkapkan, para direksi maskapai pelat merah itu dapat memberikan posisi khusus untuk para pramugari yang tampak cantik dan bertubuh indah.
Lebih lanjut, para direksi ini juga memilih beberapa pramugari yang bisa disekolahkan di kelas 777 berdasarkan penilaian fisik.
Tak hanya disekolahkan, bahkan juga ditawari naik jabatan.
Pramugari incaran direksi dapat loncat menempati posisi yang seharusnya memiliki syarat khusus.
"Seharusnya untuk sekolah type rating itu memang ada ketentuannya tidak lebih dari 6 bulan kita akan disekolahkan type rating baru," ungkap Yosephine.
"Tapi untuk anak baru itu, kurang dari setahun bisa loncat langsung ke type rating ke pesawat 777," jelasnya lebih lanjut.
Dijelaskan Yosephine, para direksi ini dapat masuk ke kelas-kelas secara langsung untuk berkenalan dan menanyakan biodata.
Ia mengatakan, pramugari-pramugari incaran tersebut sampai dihubungi langsung oleh direksi secara pribadi.